04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sepenuhnya dapat diintegrasikan pada pertahanan di Medan Area<br />

secara keseluruhannya, walaupun sudah menuju kearah tersebut.<br />

Kalau dalam hal ini saya menyinggung persoalan taktis, sebaliknya<br />

dibidang moril dapat dikatakan pada umumnya semangat<br />

pejuang-pejuang kita adalah tinggi.<br />

Di mana sebagian besar pasukan-pasukan di Medan Area<br />

itu terdiri dari anak-anak Medan, tidaklah mengherankan betapa<br />

besar keinginan mereka untuk merebut Medan kembali, dan pulang<br />

ke tempat kediaman masing-masing yang sudah sekian lama ditinggalkan.<br />

Sudah kita lihat bahwa selama ini justru dibidang diplomasi<br />

kita sering mengalah, sehingga pada tiap-tiap perundingan kita<br />

harus menyerahkan suatu daerah tertentu pada fihak Belanda. Ini<br />

akan berjalan terus sampai saatnya pecah perang kemerdekaan ke<br />

dua, dimana kita tak terikat lagi akan janji-janji tersebut, dan di<br />

mana disegenap front, pasukan-pasukan kita mara kembali menuju<br />

ke kota Medan sebagai sasaran pokoknya.<br />

Pada suatu malam sekembalinya dari front kami di Binjai<br />

Amplas, Letnan Washington Napitupulu, Letnan Mahidin dan saya<br />

sendiri mengendarai jeep menuju arah Perbaungan dari Lubuk<br />

Pakam.<br />

Kebetulan keadaan memang sunyi pada malam itu dan perkampungan<br />

di sepanjang jalan tersebut belumlah seramai seperti<br />

sekarang ini. Rumah penduduk sangat sedikit dan selebihnya adaiah<br />

rawa-rawa yang tetap digenangi oleh air. Pokoknya kalau malam<br />

hari, berjalan kaki di jalanan tersebut memang seram juga.<br />

Tiba-tiba kira-kira dekat gardu kereta api antara Lubuk Pakam<br />

— Perbaungan kelihatanlah oleh cahaya lampu jeep kami seekor<br />

ular sawah melintang di jalan raya tersebut. Kutaksir panjangnya<br />

paling tidak lebih dari lima meter dan besarnya seperti batang pinang.<br />

Kebetulan saja saya yang membawa mobil. Sebaik terasa ban<br />

mobil melintasi badan ular tersebut, kutancaplah gas agar segera<br />

berlalu dari tempat tersebut. Sesudah agak jauh kami menoleh ke<br />

belakang, tetapi ular telah hilang dalam semak-semak.<br />

Letnan Napitupulu agak marah karena saya larikan jeep tersebut,<br />

sebab ia masih ingin mengejar kembali ular yang menghilang<br />

itu (mungkin teringat akan harga kulit ular), tetapi untunglah<br />

Letnan Mahidin dan saya masih mempunyai pikiran-pikiran<br />

lain. Bayangkanlah kalau sempat ular yang begitu, besar dinaikkan<br />

33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!