04.09.2013 Views

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

KISAH DARI »EDALAMAN - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Iah dahulu yang dengan gagahnya mempertunjukkan Seisin Jepangnya<br />

itu. Kadang-kadang sikap itu sungguh memalukan, tetapi<br />

begitulah namanya orang yang kalah. Bagaimana mereka dahulu<br />

dengan kejamnya memperlakukan tawanan-tawanannya dan menyakitinya<br />

dengan segala macam penghinaan, kiranya sekarang mereka<br />

sendiri harus mengalami dan menerima penghinaan itu, walaupun<br />

secara jujur harus diakui bahwa tentera Sekutu pada<br />

umumnya tidaklah sekejam tentera Jepang seperti Kempe-tai-nya<br />

itu memperlakukan tawanan-tawanannya.<br />

Tetapi akhirnya tidak dapat juga dihindarkan timbulnya insiden<br />

antara pemuda-pemuda kita dengan tentera Jepang tersebut.<br />

Tetapi syukurlah mereka tidak seberani dahulu lagi, hanya gertaknya<br />

saja yang hebat. Sebaliknya fihak pemuda-pemuda kita sungguh<br />

menakjubkan. Saya pernah turut beberapa kali dalam tugastugas<br />

khusus itu guna mencari senjata. Beberapa kali kami pernah<br />

dapat menyelinap sampai ke dalam sarang pertahanan Jepang itu<br />

dengan tidak diketahui mereka. Jelas disiplin dan ketekunan melaksanakan<br />

tugas itu sudah jauh berkurang, dan pelaksanaan tugas<br />

itu hanya asal saja, sambil menunggu giliran untuk dikembalikan<br />

ke negeri leluhurnya.<br />

Setelah selesai semua persiapan untuk penguasaan Tambang<br />

Minyak dan pengibaran bendera Merah Putih, maka pada malam<br />

terakhir kamipun berkumpul disuatu tempat berkumpul yang dirahasiakan,<br />

tinggal menunggu jam yang ditentukan.<br />

Ada saat dan peristiwa yang tidak mudah dapat saya lupakan,<br />

yakni waktu pada pagi hari yang sejuk keesokan harinya itu berkibar<br />

dengan megahnya Sang Merah Putih di atas puncak yang tertinggi<br />

dari Tambang Minyak (pretopping), walaupun tempat tersebut<br />

terletak di dalam complex yang masih berada dalam penjagaan<br />

Jepang.<br />

Dengan cara menyelinap, sekelompok pemuda-pemuda kita<br />

telah melewati pos-pos penjagaan Jepang, kemudian memanjat di<br />

dalam gelap gulita itu di atas tiang-tiang pretopping yang licin<br />

yang tingginya tidak kurang dari 40 meter itu dan memancangkan<br />

bendera kita diujung tiang tersebut. Nama-nama pemuda yang melaksanakan<br />

tugas tersebut diantaranya ialah : Djimo Sumamo (sekarang<br />

Letnan), Jusuf Dimin (sekarang Kapten), Ismail Aswin (sekarang<br />

Bupati Langkat), Norman (sekarang Insinyur Perikanan),<br />

M. Ati, Sumadi dan lain-lain.<br />

Dari saat ia dikibarkan ditempat yang tinggi itu, Sang Merah<br />

Putih tidak pernah turun lagi, walau beberapa kali lagi Jepang dan<br />

Belanda berusaha untuk merebutnya.<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!