You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
segala hal termasuk biaya.<br />
Apakah artinya pemilu serentak ini akan memperbaiki<br />
hubungan antara parlemen dan Presiden?<br />
Sudah barang tentu akan semakin memperkokoh hubungan antara<br />
Presiden dan parlemen. Sebab, kalau rakyat sudah senang dengan<br />
capres partai itu maka dia juga akan memilih partai yang mengusung<br />
capres tersebut. Sebaliknya, jika orang sudah senang dengan<br />
partainya, maka akan memilih capres yang diusung partai tersebut.<br />
Intinya, ada keterkaitan antara Presiden terpilih dengan partai<br />
pemenang pemilu legislatif. Ini akan semakin memperkuat berjalannya<br />
roda pemerintahan dan akan mempertegas sistem presidensiil.<br />
Putusan itu sebenarnya sudah diketok pada Maret 2013,<br />
namun baru sekarang dibacakan dan ternyata baru 2019<br />
dilaksanakan. Bagaimana menurut Bapak?<br />
Saya justru melihat MK telah berhasil dengan cukup arif dan bijak<br />
menangkap esensi Pasal 6A UUD NRI Tahun 1945 bahwa<br />
sebenarnya pemilu dalam makna yang disatukan yakni Pilpres dan<br />
Pileg. Tetapi, dalam pelaksanaannya, MK mempertimbangkan realitas<br />
kesiapan dari kita semua. Tidak hanya KPU sebagai penyelenggara<br />
pemilu, tetapi juga kesiapan partai-partai politik, dan yang lebih penting<br />
lagi adalah kesiapan masyarakat. Sebab, waktu yang tersedia cukup<br />
sempit. Itulah alasan mengapa pelaksanaan pemilu serentak ditunda<br />
hingga 2019. Saya rasa MK memiliki tingkat kearifan tersendiri. Sebab,<br />
jika pemilu serentak dipaksakan tahun ini, saya tidak bisa<br />
membayangkan betapa pontang pantingnya kita semua. Tidak hanya<br />
KPU sebagai penyelenggara tetapi juga partai politik dan masyarakat.<br />
dilaksanakan?<br />
Dalam pemilu serentak, presidential threshold ( PT ) atau ambang<br />
batas bagi partai politik yang berhak mengusung pasangan capres<br />
cawapres yang sekarang diberlakukan minimal 20% kursi atau 25%<br />
suara secara nasional, menjadi tidak relevan lagi atau sudah<br />
kehilangan urgensinya, karena pileg dan pilpres sudah serentak.<br />
Itulah hakekatnya Pasal 6A UUD kita. Jadi, threshold-nya itu adalah<br />
selama parpol menjadi peserta pemilu, maka dia sebenarnya berhak<br />
untuk mengusung atau mengusulkan pasangan capres dan<br />
cawapres dan tidak harus lagi ditambahi syarat lain seperti minimal<br />
memiliki sekian suara atau sekian kursi.<br />
Dengan pemilu serentak apakah parpol diuntungkan atau<br />
malah dirugikan?<br />
Menurut saya, sangat diuntungkan. Karena, selama parpol itu<br />
lolos seleksi sebagai peserta pemilu, dia berhak mencalonkan atau<br />
mengusulkan capres dan cawapres. Selain itu, masyarakat juga<br />
diuntungkan, karena dengan semakin banyaknya parpol yang punya<br />
hak mengusung capres, maka opsi pilihan yang ada semakin banyak<br />
untuk rakyat. Dengan opsi yang banyak, maka akan berdampak<br />
positif untuk rakyat karena pilihannya akan semakin luas. Kalau<br />
yang sekarang kan istilahnya 4 L (Lo Lagi Lo Lagi). ❏<br />
Ada yang mengatakan, setelah putusan MK, Pemilu <strong>2014</strong><br />
menjadi inkonstitusional dan keputusan MK banyak<br />
dibumbui kepentingan politik terutama soal penundaan.<br />
Bagaimana pandangan Bapak?<br />
Saya rasa tidak (inkonstitusional). Seperti sudah saya jelaskan,<br />
keputusan MK sudah arif dan bijak. Begini, keputusan MK<br />
memang tidak bisa memuaskan semua pihak. Setiap<br />
keputusan apapun pasti ada yang puas dan ada yang<br />
kecewa atau tidak senang. Apakah ada kepentingan politik<br />
di balik penundaan pembacaan keputusan, hanya MK yang<br />
tahu. Saya rasa sangat jauh ada kepentingan politik yang<br />
menekan MK. Saya pribadi masih menaruh kepercayaan<br />
kepada integritas MK.<br />
Intinya, apa yang diputuskan MK adalah baik dan bijak<br />
dan memberi kesempatan waktu yang panjang bagi DPR<br />
dan Presiden untuk mengatur bagaimana pemilu serentak<br />
ini. Sebab, kalau tak cukup waktu, saya khawatir akan<br />
memaksa MK untuk membuat <strong>no</strong>rma-<strong>no</strong>rma baru akibat<br />
konsekuensi dari keputusan sebelumnya karena keterdesakan<br />
waktu. Itu yang kita kritik.<br />
Lalu bagaimana dengan sistem ambang batas atau<br />
presidential threshold (PT) jika sistem pemilu serentak<br />
EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong><br />
23