You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SOSIALISASI<br />
negara itu hanya memiliki satu airport,<br />
sedangkan Indonesia memiliki puluhan airport.<br />
“Tidak begitu tepat memperbandingkan<br />
antara Indonesia dengan Singapura, tetapi<br />
kita wajib mengambil pelajaran dari sebuah<br />
kemajuan atau hal-hal baik yang dikerjakan<br />
di negara lain,” kata Farhan<br />
Khusus untuk bandara, Ahmad Farhan<br />
menyarankan agar pemerintah mengadakan<br />
kompetisi dalam pengelolaan airport yang<br />
ada di Indonesia. Tidak salah bila beberapa<br />
bandara diserahkan pengelolaannya kepada<br />
pihak swasta. “Agar masyarakat bisa tahu<br />
mana yang bisa memberikan pelayanan<br />
fasilitas umum yang bagus,” paparnya.<br />
Dalam menciptakan fasilitas umum yang<br />
bersih, pria asal Aceh itu menyarankan agar<br />
setiap orang menjaga fasilitas yang ada.<br />
Ketua RT atau kepala desa bila bertamu ke<br />
rumah warganya, upayakan untuk bisa<br />
mengecek toilet yang punya rumah tanpa<br />
menyinggung perasaan, misalnya minta izin<br />
mau buang air kecil. Begitu juga untuk<br />
pejabat di atasnya, ya camat, bupati,<br />
gubernur, atau kepala dinas. Toilet bisa<br />
menjadi salah satu ukuran apakah orang itu<br />
berperilaku bersih atau tidak.<br />
Dalam acara yang dimeriahkan oleh para<br />
komedian, musisi, dan artis itu, Hetifah<br />
menyatakan, setiap masyarakat berhak<br />
mendapat fasilitas umum, namun ia menegaskan<br />
fasilitas umum itu harus sesuai dengan karakter<br />
masyarakatnya. “Bila di Jakarta dibutuhkan jalan<br />
raya maka di daerah Kalimantan yang<br />
menjadikan sungai sebagai lalu lintas<br />
perhubungan utama, maka pelabuhan sungai<br />
yang diperlukan,” paparnya. Dalam soal fasilitas<br />
umum, alumni ITB itu menambahkan, bagaimana<br />
pasar, puskesmas, sanitasi, dan gedung<br />
sekolah juga harus disediakan. “Pemerintah<br />
harus menyediakan semua itu,” tegasnya.<br />
Hetifah sepakat dengan apa yang<br />
dikatakan Ahmad Farhan bahwa mengecek<br />
toilet memang perlu karena peradaban<br />
sebuah bangsa ditentukan oleh sejauh mana<br />
kebersihannya. Masalah toilet, Hetifah<br />
mengharapkan agar pemerintah atau<br />
siapapun bila membangun kamar kecil itu<br />
harus sesuai karakter masyarakat, laki-laki,<br />
perempuan, anak-anak, dan kaum disabilitas<br />
harus dibedakan. “Jangan disamaratakan<br />
kalau membangun toilet,” katanya. Toilet<br />
perempuan misalnya, jangan dilupakan<br />
menyediakan tempat sangkutan tas.<br />
Hetifah menegaskan bahwa pemerintah<br />
harus menyediakan fasilitas umum, namun<br />
ia juga menegaskan bahwa masyarakat juga<br />
harus memelihara fasilitas umum itu. Ia<br />
menyimpulkan dalam masalah pelayanan<br />
fasilitas umum itu harus menyertakan<br />
informasi yang jelas, ada tempat pengaduan,<br />
dan ada standar minimal.<br />
Sebagai anggota DPR, perempuan yang<br />
menjadi wakil rakyat dari Kalimantan Timur<br />
ini selalu mendorong pemerintah agar<br />
membangun infrastruktur yang bagus.<br />
“Kalau jelek akan berimbas pada masalah<br />
kesejahteraan,” ungkapnya. ❏<br />
AW<br />
GTC Semarang<br />
Upaya Mempertegas Sistem Presidensiil<br />
GTC<br />
5 Februari <strong>2014</strong><br />
IAIN Walisongo, Semarang<br />
WACANA soal sistem presidensiil<br />
yang sekarang diberlakukan pada<br />
sistem pemerintahan di Indonesia<br />
banyak dibahas, dan bahkan dikritik habishabisan.<br />
Banyak pihak yang ‘bingung’<br />
dengan pelaksanaan sistem presidensiil,<br />
sebab dalam tataran pelaksanaan malah<br />
terkesan bau sistem parlementer yang<br />
sangat kuat.<br />
Hal ini menjadi pembahasan serius dalam<br />
talkshow interaktif ‘4 Pilar Goes To<br />
Campuss’ dengan tema sentral<br />
‘Mempertegas Sistem Presidensiil’ dalam<br />
rangka Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan<br />
Bernegara, di Aula II Kampus III IAIN<br />
Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu<br />
FOTO-FOTO: HUMAS MPR RI<br />
(5/2). Acara ini menampilkan narasumber<br />
utama Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim<br />
Saifuddin, Akademisi IAIN Walisongo Eman<br />
Sulaiman, dan Budayawan Prie GS, yang<br />
dihadiri sekitar 400 mahasiswa IAIN<br />
Walisongo dari berbagai fakultas.<br />
Pembahasan pertama soal sistem<br />
presidensiil datang dari Wakil Ketua MPR RI<br />
76 EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong>