06.11.2014 Views

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ahmad Farhan Hamid<br />

Wakil Ketua MPR RI<br />

Keputusan MK Sudah Tepat<br />

FOTO-FOTO: HUMAS MPR RI<br />

PADA Kamis, 23 Januari <strong>2014</strong>, Mahkamah Konstitusi (MK)<br />

telah memutuskan, penyelenggaraan pemilihan umum<br />

(Pemilu) Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden<br />

dilaksanakan secara serentak mulai 2019. Putusan MK itu tak<br />

urung mengundang perdebatan dan kontroversi, terutama di<br />

kalangan ahli tata negara. Bagaimana pandangan pimpinan MPR<br />

RI? Berikut wawancara Majelis dengan Wakil Ketua MPR Ahmad<br />

Farhan Hamid yang berlangsung di ruang kerjanya pada Kamis,<br />

30 Januari <strong>2014</strong>. Petikannya:<br />

Mahkamah Konstitusi memutuskan, penyelenggaraan<br />

pemilihan umum presiden dan wakil presiden, serta<br />

pemilihan umum legislatif dilaksanakan secara serentak<br />

mulai 2019. Apa komentar Bapak?<br />

Saya sangat sependapat dengan MK tentang pemilu serentak.<br />

Sebenarnya saya berpikir lebih jauh lagi. Saya malah ingin pemilu<br />

serentak dilakukan dalam dua macam. Pertama, pemilu serentak<br />

nasional. Pemilu serentak nasional ini memilih anggota DPR, DPD,<br />

dan presiden. Kedua, pemilu serentak daerah atau pemilu parlemen<br />

lokal. Pemilu serentak daerah ini memilih anggota DPRD (provinsi,<br />

kabupaten, kota) dan kepala daerah.<br />

Dalam pemilu serentak daerah ada dua alternatif. Pertama,<br />

pemilihan serentak seluruh daerah provinsi, kabupaten, dan kota.<br />

Kedua, pemilihan serentak di tingkat provinsi. Artinya, satu provinsi<br />

melakukan pemilu secara serentak untuk memilih kepala daerah dan<br />

anggota DPRD Kabupaten dan Kota. Keuntungan pemilu serentak<br />

daerah di seluruh provinsi, kabupaten, kota adalah tidak ada<br />

pencalonan lintas wilayah. Seseorang tidak bisa mencalonkan diri<br />

di daerah A sekaligus di daerah B. Sebab, calon biasanya memiliki<br />

konstituen di beberapa daerah. Dengan pemilu serentak daerah,<br />

calon hanya berpikir untuk mencalonkan diri di satu tempat (daerah).<br />

Ini penting untuk pembinaan politik ke depan.<br />

Jadi, sekali lagi, saya amat setuju dengan putusan MK terhadap<br />

pemilu serentak. Ada dua alasan mengapa saya setuju. Pertama,<br />

memang seperti itulah amanah UUD. Ini bisa dilihat dari risalah<br />

perdebatan pada saat amandemen UUD di PAH I dahulu. Kedua,<br />

pimpinan MPR juga pernah mengundang mantan anggota PAH I yang<br />

tergabung dalam Forum Konstitusi, mereka mengulang pendapat itu.<br />

Apa yang diputuskan MK sudah tepat. Mudah-mudahan keputusan<br />

ini akan membawa aura baru dalam sistem politik nasional kita.<br />

Putusan itu sebenarnya sudah diketok pada Maret 2013,<br />

namun baru sekarang dibacakan. Apakah memang ada<br />

“kesengajaan” mengulur waktu dari MK? Atau ada tekanan-<br />

24 EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!