Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc.,<br />
Ketua DJSN Merangkap Anggota dari Unsur Pemerintah<br />
DJSN Sudah Bekerja Melampaui Target<br />
Dr. Chazali H. Situmorang, Apt., M.Sc.,<br />
merupakan salah satu sosok sentral<br />
berlakunya program BPJS Kesehatan pada<br />
1 Januari lalu. Ia sudah terlibat dalam<br />
program BPJS mulai dari masa<br />
perencanaan. Karena itu, ia tahu benar<br />
bagaimana gambaran konflik dan proses<br />
tarik-menarik menuju pemberlakukan<br />
program BPJS.<br />
Chazali merupakan Staf Ahli Menteri<br />
Sosial Bidang Oto<strong>no</strong>mi Daerah. Ia adalah<br />
Ketua merangkap anggota DJSN. Di DJSN,<br />
doktor (S3) Manajemen Pendidikan<br />
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini<br />
mewakili unsur pemerintah. Master (S2)<br />
Public Health dari Universitas Indonesia<br />
ini sangat identik dengan DJSN. Ke mana<br />
dan di mana pun Sarjana (S1) Farmasi<br />
Fakultas Matematikan dan Ilmu<br />
Pengetahuan Alam (FMIPA) dari<br />
Universitas Sumatra Utara (USU) ini berada,<br />
istilah DJSN pasti menempel di belakang<br />
namanya.<br />
Chazali sudah menelorkan beberapa<br />
buku terkait DJSN. Salah satunya adalah,<br />
’Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia’<br />
(Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan<br />
Pahitnya Kegagalan”, 2013). Lantas<br />
bagaimanakah sebenarnya perjuangan<br />
yang sudah dilakukan untuk menuntaskan<br />
BPJS? Apa saja yang menjadi kendala<br />
selama proses berjalannya rencana<br />
tersebut? Serta apa yang akan dilakukan<br />
ke depan? Ini penjelasan Chazali mengenai<br />
hasil itu. Petikan:<br />
Kenapa operasionalisasi penerapan<br />
BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan<br />
berbeda?<br />
Yang jelas, banyak program yang harus<br />
diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan,<br />
termasuk peralihan program. Misalnya,<br />
peralihan jaminan pensiun Pegawai Negeri<br />
Sipil (PNS). Jaminan pensiun PNS selama ini<br />
tidak diselenggarakan oleh Jamsostek, tapi<br />
oleh PT. Taspen. Nanti, untuk jaminan sosial<br />
PNS yang baru akan diselenggarakan oleh<br />
BPJS Ketenagakerjaan. Taspen hanya<br />
meneruskan yang lama hingga tahun 2029.<br />
Semua program (jaminan pensiun, jaminan<br />
kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan<br />
kematian) untuk peserta yang baru akan<br />
diselenggarakan oleh BPJS<br />
Ketenagakerjaan.<br />
Tentu banyak hal, termasuk peralihan<br />
program yang perlu persiapan matang.<br />
Sebab, soal pensiun PNS misalnya, tidak<br />
mudah dan banyak peraturan pelaksanaan<br />
yang harus disesuaikan. Karena itulah<br />
kenapa BPJS Ketenagakerjaan butuh waktu<br />
masa transisi selama satu setengah tahun<br />
sejak jaminan sosial kesehatan dimulai<br />
tanggal 1 Januari <strong>2014</strong>. Kalau untuk BPJS<br />
Kesehatan rasanya tidak terlalu banyak<br />
kendala. Dari sisi program yang ditangani<br />
hanya satu program.<br />
Jadi, memang harus lebih dulu BPJS<br />
Kesehatan?<br />
Ya, perintah undang-undang memang<br />
berbunyi seperti itu.<br />
Bagaimana posisi DJSN dan BPJS?<br />
Selevel. Kita sama-sama bertanggung<br />
jawab kepada Presiden. BPJS berfungsi<br />
sebagai penyelenggara, kita berfungsi<br />
mengawasi. Pengawasan eksternal. Di BPJS<br />
FOTO-FOTO: ISTIMEWA<br />
juga ada pengawasan internal. Komisaris<br />
akan menjadi pengawas para dewan direksi<br />
dalam menyelenggarakan SJSN. Kita<br />
mengawasi kedua-duanya. DJSN dibantu<br />
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan<br />
Otoritas Jasa keuangan (OJK).<br />
Dalam melaksanakan peranannya,<br />
tentu banyak kepentingan yang<br />
dihadapi DJSN. Menurut Bapak?<br />
Dalam prosesnya pasti ada tarik-menarik.<br />
Ada dua kutub yang tarik-menarik itu. Yang<br />
menyelenggarakan dan yang punya uang<br />
(pemerintah/kementerian keuangan). Untuk<br />
orang miskin harus dibantu iurannya sekian,<br />
EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong><br />
45