You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SOSIALISASI<br />
Gatsu 06<br />
Majelis Permusyawaratan Rakyat<br />
Menjaga Marwah Ketatanegaraan<br />
PASCA perubahan UUD, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)<br />
bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara. Kedaulatan rakyat<br />
tidak lagi berada di MPR, melainkan di tangan rakyat dan<br />
dilaksanakan menurut UUD. Sekarang, MPR sama seperti<br />
(kedudukannya sederajat) lembaga-lembaga negara lainnya. Bahkan,<br />
ada yang mengatakan fungsi MPR seperti “pemadam kebakaran”<br />
yang hanya bertugas ketika terjadi “kekacauan”.<br />
Dalam pengambilan gambar acara dialog TVRI “Gatot Subroto 06”<br />
di pelataran Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD, pada Sabtu, 8<br />
November 2013, anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat, Harry<br />
Wicakso<strong>no</strong>, me<strong>no</strong>lak anggapan MPR sebagai “pemadam kebakaran”.<br />
“Fungsinya bukan sebagai pemadam kebakaran, tetapi MPR menjaga<br />
marwah ketatanegaraan,” katanya.<br />
Menurut Harry, anggota DPR adalah juga anggota MPR. Namun,<br />
MPR tidak perlu mengambil posisi seperti DPR. “MPR hanya mengurusi<br />
ketatanegaraan, menjaga marwah berbangsa dan bernegara,”<br />
ujarnya.<br />
Yahdil Harahap, anggota MPR dari Fraksi PAN, yang juga menjadi<br />
narasumber dalam dialog itu berpendapat bahwa tidak semua<br />
lembaga negara bekerja secara aktif setiap hari. Seperti MPR pada<br />
masa sekarang kurang melakukan aktivitas dibanding MPR pada<br />
masa lalu. Tapi, lembaga ini diperlukan ketika semua lembaga dalam<br />
kondisi seimbang.<br />
Dalam kondisi seperti ini, ada wacana untuk menambah<br />
kewenangan MPR seperti menyusun Garis-Garis Besar Haluan<br />
Negara (GBHN) dan mengadakan kembali sidang tahunan.<br />
Bagaimana pendapat kedua narasumber itu?<br />
Harry Wicakso<strong>no</strong> berpendapat, MPR dimungkinkan untuk<br />
menyusun kembali GBHN. Sebab, dalam pemilihan presiden<br />
(Pilpres), setiap calon menyampaikan visi dan misi. Rakyat<br />
memilih dengan melihat visi misi itu. Rakyat memilih apakah setuju<br />
atau tidak setuju dengan program capres itu. “Di sini<br />
kenegarawanan menjadi penting. Capres jangan menawarkan<br />
program baru, tetapi melanjutkan program presiden<br />
sebelumnya,” katanya.<br />
Harry juga setuju bila MPR mengadakan lagi sidang tahunan. “MPR<br />
adalah menjaga marwah negara. Sidang tahunan boleh-boleh saja.<br />
Tetapi MPR tidak bisa mengeksekusi karena MPR bukanlah eksekutif,”<br />
ujarnya.<br />
Sedangkan Yahdil Harahap mengakui, sejak tidak ada GBHN<br />
56 EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong>