06.11.2014 Views

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kunjungan Dubes China<br />

Suka Batik Karena Mandela<br />

Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia Liu Jinchao<br />

mengakhiri masa tugasnya di Indonesia. Dalam kaitan itu, ia<br />

berpamitan kepada pimpinan MPR RI, dan memperkenalkan<br />

penggantinya, Zhe Fung.<br />

di Amerika dan Malta.<br />

Dalam kesempatan itu, Liu memaparkan,<br />

banyak wisatawan China yang datang ke<br />

Indonesia. Pada 2013 tercatat 750.000<br />

wisatawan, naik 150.000 dibanding tahun<br />

sebelumnya. Wisatawan dari daratan China<br />

ini berkunjung ke Bali, Jogjakarta, Bandung,<br />

dan tempat wisata lainnya di Indonesia.<br />

Pujian indahnya Indonesia ditanggapi oleh<br />

DINDING kaca di ruang kerja Ketua MPR,<br />

pagi itu, 4 Februari <strong>2014</strong>, terbuka lebar<br />

tanpa penutup yang biasa menyelimutinya.<br />

Dari ruangan itu tampak jelas atap hijau<br />

mirip cangkang kura-kura Gedung<br />

Nusantara. Suasana hijau taman kompleks<br />

Parlemen ditambah dengan bangunan<br />

gedung-gedung tinggi yang menjulang<br />

membuat semuanya kelihatan indah.<br />

Pemandangan kota Jakarta dari lantai 9,<br />

Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung<br />

MPR/DPR/DPD itu membuat Duta Besar<br />

Republik Rakyat China, Liu Jinchao,<br />

terkesima.<br />

Ditatapnya landscape Jakarta yang<br />

diselimuti mendung itu dengan seksama.<br />

“Sangat bagus,” ujarnya. Liu Jinchao berada<br />

di tempat itu dengan maksud untuk<br />

berpamitan kepada Ketua MPR Sidarto<br />

Danusubroto sehubungan dengan usainya<br />

masa tugas sebagai Duta Besar China untuk<br />

Indonesia yang diembannya sejak Maret<br />

2012. Kunjungan Liu yang didampingi oleh<br />

stafnya, Liu Hongyang dan Du Dingding,<br />

selain diterima langsung oleh Sidarto juga<br />

Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli.<br />

Pada 17 Februari <strong>2014</strong>, Liu harus kembali<br />

ke Beijing. Tak heran dalam pertemuan itu<br />

banyak hal yang diungkapkan terkait<br />

hubungan antara komodo dan naga,<br />

demikian ia mengistilahkan Indonesia dan<br />

China. Pastinya, setelah tak lagi menjadi<br />

wakil pemerintahnya di Indonesia, dia<br />

berharap, hubungan kedua negara dalam<br />

berbagai bidang tetap berlanjut dan<br />

ditingkatkan. Apalagi kedua negara memiliki<br />

beberapa persamaan, seperti sama-sama<br />

memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia.<br />

“Semua hubungan harus dilakukan dengan<br />

dialog,” ungkapnya.<br />

Dalam soal kerja sama kedua negara, Liu<br />

teringat ungkapan Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyo<strong>no</strong> yang juga menyitir pepatah dari<br />

negerinya. Bunyinya: “Meski kita tidur di<br />

ranjang yang berbeda, namun mimpi kita<br />

sama.”<br />

Sebagai Duta Besar Repuplik Rakyat China<br />

yang baru, pengganti Liu, adalah Zhe Fung.<br />

Pria itu setahun lebih muda dibanding Liu.<br />

Zhe Fung sebelumnya adalah Direktur<br />

Amerika Utara Kementeria Luar Negeri<br />

China. Zhe Fung, pria kelahiran Shanghai,<br />

ini sebelum menempati posisi Direktur<br />

Amerika Utara punya pengalaman diplomatik<br />

Sidarto dengan pujian pula. Menurut Sidarto,<br />

Shanghai adalah salah satu kota besar di<br />

negeri Tirai Bambu itu merupakan kota yang<br />

sangat indah. “Sungai yang ada di kota itu<br />

sangat indah,” akunya.<br />

Shanghai, Berkembang Setelah Pemekaran<br />

FOTO-FOTO: HUMAS MPR RI<br />

SHANGHAI merupakan kota terbesar di China. Kota yang artinya katanya atas dan<br />

laut itu terletak di tepi Delta Changjiang. Shanghai dipilih oleh pemerintah negeri itu<br />

sebagai pusat eko<strong>no</strong>mi, perdagangan, finansial, dan komunikasi. Sebagai pusat<br />

semua aktivitas tersebut maka kota itu merupakan kota tersibuk, selain Singapura dan<br />

Rotterdam.<br />

Sebelum Abad XIX, kota ini belum seperti sekarang meski pada masa Dinasti Song<br />

(960-1279), Shanghai sudah mulai ditata. Saat itu bangunan yang ada tak banyak. Tak<br />

berkembangnya kota ini pada masa itu, bisa jadi karena masih berada di bawah<br />

administrasi Provinsi Jiangsu yang beribukota di Nanjing. Sejak dimekarkan menjadi<br />

kota tersendiri, tahun 1927, maka Shanghai menjadi kota seperti saat ini.<br />

Pada Januari 1932, kota ini dibom oleh Angkatan Laut Jepang. Pengemboman itu<br />

dilakukan sebagai reaksi demonstrasi mahasiswa China atas Insiden Machuria. Insiden<br />

Machuria adalah invasi tentara Jepang ke Machuria, September 1931. Machuria adalah<br />

bagian dari wilayah China. Tak hanya dibom, kota ini juga dikuasai oleh saudara tua<br />

Indonesia itu. Selepas Jepang kalah dalam Perang Dunia II, maka Shanghai kembali ke<br />

pangkuan negeri Panda<br />

Kota Shanghai memiliki luas 6.340,5 kilometer persegi dengan kepadatan 2.563 kilometer<br />

persegi. Dengan etnis mayoritas Suku Han. PDB-nya pada 2002 tercatat 540,9<br />

miliar yuan, <strong>no</strong>mer delapan di dunia, dan 33285 yuan, <strong>no</strong>mer satu di China. ❏<br />

EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong><br />

49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!