Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SOSIALISASI<br />
Negeri Empat Pilar<br />
Kisah Penjaga Penanda Wilayah Indonesia<br />
FOTO-FOTO: HUMAS MPR RI<br />
MALAM itu, Ali Hasan Badarudin,<br />
mendapat giliran jaga. Hembusan<br />
angin laut Selat Sunda, Banten, yang<br />
dingin dan berasa asin tak dihiraukan karena<br />
hal demikian sudah biasa dia alami. Malam<br />
yang senyap pun sudah tak asing baginya<br />
sebab wilayah tempat tugasnya memang<br />
jauh dari pemukiman penduduk. Di tengah<br />
sunyi yang mendengkap dirinya, tiba-tiba ia<br />
melihat seorang perempuan bule yang<br />
melintas tak jauh dari tempat duduknya. Ali<br />
heran di tengah malam begini kok ada<br />
wisatawan asing berkunjung ke Pantai<br />
Anyer. Ia amati terus perempuan berambut<br />
pirang itu, namun herannya kok tiba-tiba<br />
perempuan itu menghilang. Tak terasa bulu<br />
kuduknya berdiri. Antara percaya dan tidak,<br />
Ali sadar bahwa perempuan bule itu adalah<br />
penampakan.<br />
Apa yang dialami Ali itu merupakan salah<br />
satu kisah duka selama menjadi penjaga<br />
Mercusuar Cikoneng. Mercusuar yang<br />
dibangun oleh Raja Z. M. Willem, Pemerintah<br />
Kolonial Belanda, 1885, itu berada di Pantai<br />
Anyer, Cilegon, Banten. “Kisah duka lainnya<br />
adalah kalau ada teman yang sakit,”<br />
ungkapnya. Lalu apa kisah sukanya? “Bisa<br />
mancing di laut,” ujarnya dengan lugu.<br />
Pria kelahiran 1954 itu mengabdikan diri<br />
menjadi penjaga mercusuar sejak 1987 dan<br />
mengakhiri masa pengabdiannya di 2010.<br />
Jadi selama 23 tahun menjadi penjaga<br />
petunjuk arah buat kapal yang melintas di<br />
perairan internasional itu. Meski sudah<br />
pensiun namun dia masih diperlukan oleh<br />
institusi yang mengelola mercusuar itu<br />
sebagai tenaga perbantuan.<br />
Mercusuar yang terbuat dari baja padat<br />
itu memiliki tinggi 60 meter. Dari kejauhan<br />
tampak tinggi menjulang. Di bangun pada<br />
masa lampau yang tek<strong>no</strong>loginya belum<br />
secanggih saat ini sehingga tidak dilengkapi<br />
lift untuk menuju ke atas. “Bila bola lampunya<br />
putus maka ya harus naik tangga untuk<br />
menggantinya,” tuturnya. Bagi orang yang<br />
belum biasa naik tangga setinggi mercuar<br />
itu pastinya nafasnya akan tersenggalsenggal.<br />
Namun, bagi Ali meski usianya<br />
sudah tak muda lagi, naik turun tangga yang<br />
melingkar di dalam tubuh mercusuar itu.<br />
Di mercusuar itu ada tiga orang yang<br />
dipercaya untuk menjaga. Sebagai orang<br />
yang sudah mencintai pekerjaan sebagai<br />
penjaga petunjuk arah yang konvensional,<br />
70 EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong>