You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Titaley juga menyoroti soal kebhinnekaan<br />
Indonesia. Saat ini banyak sekali dengung<br />
soal kebhinnekaan, soal keberagaman dalam<br />
perbedaan. Tapi, di sisi lain banyak pula<br />
pelanggaran-pelanggaran atau konflikkonflik<br />
hanya karena perbedaan semata.<br />
Titaley menegaskan, perlu adanya satu<br />
keteladanan riil dipertontonkan para<br />
pemimpin bangsa dalam menghormati<br />
perbedaan.<br />
“Contoh keteladanan menghormati<br />
perbedaan misalnya. Dalam sidang-sidang<br />
negara atau parlemen, pasti ada sesi berdoa.<br />
Namun, jangan selalu berdoa menurut satu<br />
agama saja, coba bergantian berdoa dengan<br />
dipimpin agama lain bergantian. Sehingga<br />
akan membawa dampak positif bagi rakyat<br />
akan penghormatan pada perbedaan jika ada<br />
keteladanan,” ujarnya.<br />
Akademisi UKSW DR. Y. Harris<br />
Nusarastrya yang juga menjadi pembicara<br />
dalam acara talkshow itu melihat dari dampak<br />
positif dari Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan<br />
Bernegara. Ia menilai, adanya satu badan<br />
khusus yang bertugas melakukan kajiankajian<br />
serius dan mendalam soal sosialisasi<br />
nilai-nilai bangsa ini sangatlah baik dan perlu.<br />
Tak kalah pentingnya, selain materi adalah<br />
metodologi. “Metodologi ini sangat penting,<br />
sebab sasaran sosialisasi sangat beragam.<br />
Segmentasi sangat beragam dengan tingkat<br />
penerimaan dan pemahaman yang tentu saja<br />
beragam pula. Kajian soal metodologi ini<br />
menjadi sangat penting agar misi<br />
pelaksanaan sosialisasi bisa terwujud<br />
dengan baik,” tegasnya.<br />
Ada beberapa masukan dari para<br />
mahasiswa terkait sosialisasi 4 Pilar yang<br />
sangat baik untuk dicermati. Salah satunya<br />
datang dari Sese, mahasiswa Fakultas Ilmu<br />
Kominikasi UKSW yang berasal dari NTT. Ia<br />
memberi masukan soal tataran implementasi<br />
nilai-nilai luhur bangsa dalam 4 Pilar<br />
Berbangsa. Saat ini di Indonesia, nuansa<br />
nasionalisme dan kebhinekaan hanya ada<br />
pada hari-hari besar, seperti HUT<br />
Kemerdekaan RI, Sumpah Pemuda, hari<br />
pahlawan dan sebagainya. Namun,<br />
sayangnya hanya bersifat seremonial<br />
belaka.<br />
Sese berharap, dengan adanya<br />
sosialisasi 4 Pilar yang dilakukan MPR dengan<br />
metodologi dan program-program yang ada<br />
bisa membangkitkan rasa nasionalisme dan<br />
kebanggan kepada bangsa dan<br />
penghormatan pada sesama. Artinya, tidak<br />
hanya pada tataran semonial belaka, namun<br />
ada aksi riil implementatif di kehidupan<br />
sehari-hari. ❏<br />
Deri Irawan<br />
Warung 4 Pilar<br />
Fasilitas Umum Yang Bisa Dinikmati Semua<br />
WAKIL Ketua MPR Ahmad Farhan<br />
Hamid menceritakan pengalamannya<br />
ketika terjebak di sebuah jalan<br />
yang terkena banjir. Akibat banjir yang<br />
menggenangi jalan tersebut membuat<br />
perjalanan menjadi molor hingga 2 jam.<br />
Terkena dampak banjir juga dialami oleh<br />
anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar,<br />
Hetifah. Diceritakan dirinya menghadiri<br />
sebuah kondangan pernikahan. Meski banjir<br />
melanda perkampungan resepsi pernikahan<br />
tetap dilakukan namun saat menikmati<br />
jamuan yang ada, kaki perempuan itu harus<br />
berbasah-basahan dengan luapan air yang<br />
masuk ke dalam rumah.<br />
Apa yang diungkapkan kedua orang itu<br />
diceritakan saat menjadi narasumber<br />
Sosialisasi 4 Pilar, episode Warung 4 Pilar<br />
TVRI, rekaman 29 Januari <strong>2014</strong>, tayang 16<br />
Februari <strong>2014</strong>, pukul 09.30 – 10.30 WIB,<br />
dengan tema Penyediaan Fasilitas Umum.<br />
Menurut Ahmad Farhan, negara wajib<br />
membangun fasilitas umum sebab<br />
merupakan amanah konstitusi. Dijelaskan<br />
fasilitas umum adalah segala sesuatu yang<br />
dibutuhkan oleh masyarakat seperti jalan,<br />
jembatan, terminal bus, kereta api, pelabuhan<br />
laut, bandara (airport), stasiun kereta,<br />
jembatan, dan lain sebagainya. Fasilitas<br />
umum itu harus bisa digunakan oleh semua<br />
masyarakat, termasuk kaum disabilitas.<br />
“Saya risih bila di suatu tempat tidak ada<br />
fasilitas yang bisa digunakan oleh kaum<br />
disabilitas,” ujarnya.<br />
Untuk itu diharapkan dalam merancang<br />
dan membangun fasilitas umum harus ada<br />
kebersamaan antara pemerintah pusat,<br />
pemerintah provinsi, dan pemerintah<br />
kabupaten/kota. Ia membandingkan dengan<br />
Singapura yang memiliki airport yang besar,<br />
bagus, dan fasilitas yang lega, lapang, dan<br />
bisa digunakan oleh semua orang, namun<br />
EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong><br />
75