06.11.2014 Views

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Titaley juga menyoroti soal kebhinnekaan<br />

Indonesia. Saat ini banyak sekali dengung<br />

soal kebhinnekaan, soal keberagaman dalam<br />

perbedaan. Tapi, di sisi lain banyak pula<br />

pelanggaran-pelanggaran atau konflikkonflik<br />

hanya karena perbedaan semata.<br />

Titaley menegaskan, perlu adanya satu<br />

keteladanan riil dipertontonkan para<br />

pemimpin bangsa dalam menghormati<br />

perbedaan.<br />

“Contoh keteladanan menghormati<br />

perbedaan misalnya. Dalam sidang-sidang<br />

negara atau parlemen, pasti ada sesi berdoa.<br />

Namun, jangan selalu berdoa menurut satu<br />

agama saja, coba bergantian berdoa dengan<br />

dipimpin agama lain bergantian. Sehingga<br />

akan membawa dampak positif bagi rakyat<br />

akan penghormatan pada perbedaan jika ada<br />

keteladanan,” ujarnya.<br />

Akademisi UKSW DR. Y. Harris<br />

Nusarastrya yang juga menjadi pembicara<br />

dalam acara talkshow itu melihat dari dampak<br />

positif dari Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan<br />

Bernegara. Ia menilai, adanya satu badan<br />

khusus yang bertugas melakukan kajiankajian<br />

serius dan mendalam soal sosialisasi<br />

nilai-nilai bangsa ini sangatlah baik dan perlu.<br />

Tak kalah pentingnya, selain materi adalah<br />

metodologi. “Metodologi ini sangat penting,<br />

sebab sasaran sosialisasi sangat beragam.<br />

Segmentasi sangat beragam dengan tingkat<br />

penerimaan dan pemahaman yang tentu saja<br />

beragam pula. Kajian soal metodologi ini<br />

menjadi sangat penting agar misi<br />

pelaksanaan sosialisasi bisa terwujud<br />

dengan baik,” tegasnya.<br />

Ada beberapa masukan dari para<br />

mahasiswa terkait sosialisasi 4 Pilar yang<br />

sangat baik untuk dicermati. Salah satunya<br />

datang dari Sese, mahasiswa Fakultas Ilmu<br />

Kominikasi UKSW yang berasal dari NTT. Ia<br />

memberi masukan soal tataran implementasi<br />

nilai-nilai luhur bangsa dalam 4 Pilar<br />

Berbangsa. Saat ini di Indonesia, nuansa<br />

nasionalisme dan kebhinekaan hanya ada<br />

pada hari-hari besar, seperti HUT<br />

Kemerdekaan RI, Sumpah Pemuda, hari<br />

pahlawan dan sebagainya. Namun,<br />

sayangnya hanya bersifat seremonial<br />

belaka.<br />

Sese berharap, dengan adanya<br />

sosialisasi 4 Pilar yang dilakukan MPR dengan<br />

metodologi dan program-program yang ada<br />

bisa membangkitkan rasa nasionalisme dan<br />

kebanggan kepada bangsa dan<br />

penghormatan pada sesama. Artinya, tidak<br />

hanya pada tataran semonial belaka, namun<br />

ada aksi riil implementatif di kehidupan<br />

sehari-hari. ❏<br />

Deri Irawan<br />

Warung 4 Pilar<br />

Fasilitas Umum Yang Bisa Dinikmati Semua<br />

WAKIL Ketua MPR Ahmad Farhan<br />

Hamid menceritakan pengalamannya<br />

ketika terjebak di sebuah jalan<br />

yang terkena banjir. Akibat banjir yang<br />

menggenangi jalan tersebut membuat<br />

perjalanan menjadi molor hingga 2 jam.<br />

Terkena dampak banjir juga dialami oleh<br />

anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar,<br />

Hetifah. Diceritakan dirinya menghadiri<br />

sebuah kondangan pernikahan. Meski banjir<br />

melanda perkampungan resepsi pernikahan<br />

tetap dilakukan namun saat menikmati<br />

jamuan yang ada, kaki perempuan itu harus<br />

berbasah-basahan dengan luapan air yang<br />

masuk ke dalam rumah.<br />

Apa yang diungkapkan kedua orang itu<br />

diceritakan saat menjadi narasumber<br />

Sosialisasi 4 Pilar, episode Warung 4 Pilar<br />

TVRI, rekaman 29 Januari <strong>2014</strong>, tayang 16<br />

Februari <strong>2014</strong>, pukul 09.30 – 10.30 WIB,<br />

dengan tema Penyediaan Fasilitas Umum.<br />

Menurut Ahmad Farhan, negara wajib<br />

membangun fasilitas umum sebab<br />

merupakan amanah konstitusi. Dijelaskan<br />

fasilitas umum adalah segala sesuatu yang<br />

dibutuhkan oleh masyarakat seperti jalan,<br />

jembatan, terminal bus, kereta api, pelabuhan<br />

laut, bandara (airport), stasiun kereta,<br />

jembatan, dan lain sebagainya. Fasilitas<br />

umum itu harus bisa digunakan oleh semua<br />

masyarakat, termasuk kaum disabilitas.<br />

“Saya risih bila di suatu tempat tidak ada<br />

fasilitas yang bisa digunakan oleh kaum<br />

disabilitas,” ujarnya.<br />

Untuk itu diharapkan dalam merancang<br />

dan membangun fasilitas umum harus ada<br />

kebersamaan antara pemerintah pusat,<br />

pemerintah provinsi, dan pemerintah<br />

kabupaten/kota. Ia membandingkan dengan<br />

Singapura yang memiliki airport yang besar,<br />

bagus, dan fasilitas yang lega, lapang, dan<br />

bisa digunakan oleh semua orang, namun<br />

EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong><br />

75

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!