06.11.2014 Views

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

no-02th-viiifebruari-2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ali menjalankan tugas itu sepenuh hati. Dia<br />

pernah menjaga mercusuar di Pulau<br />

Lengkuas dan Selatan Karimata, Belitung,<br />

Provinsi Bangka Belitung; dan Pelabuhan<br />

Tanjung Priok, Jakarta. Meski petunjuk arah<br />

saat ini sudah canggih, seperti hadirnya GPS,<br />

namun mercusuar masih tetap digunakan.<br />

Ali menuturkan kisahnya saat tampil dalam<br />

Sosialisasi 4 Pilar, Negeri 4 Pilar, dengan<br />

tema Wilayah Negara, yang ditayangkan 1<br />

Februari <strong>2014</strong> di TVRI pukul 21.00 hingga<br />

22.00 WIB. Dalam acara yang dibalut serius<br />

tapi santai itu juga tampil anggota MPR dari<br />

Fraksi PDI Perjuangan Arif Budimanta, dan<br />

komedian seperti Jarwo Kuat, Gus Pur, dan<br />

Ngademin.<br />

Arif Budimanta menjelaskan, Pasal 25 A<br />

UUD NRI Tahun 1945 menyebut, NKRI adalah<br />

negara kepulauan berciri nusantara... Indonesia<br />

memiliki ribuan pulau yang tersebar<br />

dari Pulau Rondo, Aceh, hingga Merauke,<br />

Papua; dan dari Pulau Talaud, Sulawesi<br />

Utara, hingga Pulau Timor, Nusa Tenggara<br />

Timur. Setelah mendengar kisah penjaga<br />

mencusuar Ali itu, Arif mengucapkan terima<br />

kasih. “Meski sudah pensiun tetap<br />

mengabdi,” puji pria yang menjadi penggiat<br />

Megawati Institute itu.<br />

Menurut Arif, mercusuar tidak hanya<br />

sebagai alat petunjuk jalan bagi kapal yang<br />

mengarungi sebuah selat atau tempat yang<br />

rawan, namun juga penanda bahwa itu<br />

adalah wilayah Indonesia. Dengan penanda<br />

itu membuat negara lain tidak akan<br />

mengambil wilayah yang ada di Indonesia.<br />

Keberadaan mercusuar yang tersebar di<br />

sekujur nusantara pada koordinat masingmasing<br />

maka pengguna jalur pelayaran<br />

internasional tahu bahwa itu adalah wilayah<br />

Indonesia.<br />

Alumni IPB itu merasa Indonesia memiliki<br />

ribuan pulau namun jumlah mercusuar masih<br />

kurang. “Kalau kita ke daerah perbatasan<br />

jumlah mercusuar masih belum cukup,”<br />

paparnya. Meski sudah ada Global Positioning<br />

System (GPS) namun Arif tetap<br />

bersikukuh bahwa mercusuar masih<br />

dibutuhkan. Alasannya sama, yakni sebagai<br />

penanda wilayah Indonesia.<br />

Untuk menjaga wilayah Indonesia, Arif<br />

menekankan, tidak cukup dengan hanya<br />

merawat mercusuar namun juga mendorong<br />

modernisasi sistem radar. “DPR saat ini<br />

mendorong pemerintah agar memodernisasi<br />

alutsista,” tegasnya. Dengan modernisasi<br />

alutsista seperti radar, maka perahu dan<br />

kapal udara asing tak seenaknya masuk<br />

wilayah Indonesia.<br />

Untuk bisa menciptakan wilayah Indonesia<br />

aman dari rongrongan bangsa asing<br />

maka harus didorong dengan politik<br />

anggaran. “Wilayah perbatasan bukan<br />

daerah terluar namun daerah terdepan,”<br />

katanya seraya menegaskan bahwa<br />

wilayah perbatasan bukan hanya urusan<br />

pemerintah pusat namun juga pemerintah<br />

daerah. ❏<br />

AW<br />

Sosialisasi 4 Pilar di Mercusuar Pulau Lengkuas<br />

MERCUSUAR didefinisikan sebagai sebuah bangunan menara dengan sumber<br />

cahaya di puncak yang berasal dari lampu, lensa, dan atau api untuk membantu<br />

navigasi kapal laut dalam mengarungi wilayah perairan. Petunjuk jalan bagi<br />

nakhoda itu biasa dibangun di daerah-daerah yang rawan seperti karang dan daerah<br />

laut dangkal.<br />

Mercusuar pertama kali dibangun pada 280 tahun sebelum masehi di Pulau Pharos<br />

Iskandariyah, Mesir ku<strong>no</strong>. Ketinggian mercusuar itu mencapai 115 meter. Pharos sebutan<br />

mercusuar bagi bangsa-bangsa Eropa itu adalah untuk melayani dan membantu aktifitas<br />

di pelabuhan. Sebagai yang pertama maka mercusuar atau pharos di Iskandariyah itu<br />

masuk sebagai salah satu keajaiban dunia. Pada Abad XVII atau tahun 1600-an<br />

pembangunan mercusuar masif dilakukan oleh negara-negara kepulauan seperti Inggris.<br />

Seiring majunya alat pemandu dalam perjalanan, GPS, pembangunan mercusuar<br />

dihentikan dan tidak difungsikan lagi sehingga jumlahnya saat ini merosot hingga di<br />

bawah 1.500 buah yang tersebar di ribuan pulau di dunia.<br />

MPR yang melakukan sosialisasi secara masif kepada semua elemen masyarakat,<br />

pada 11 sampai 13 November 2011 mengadakan Sosialisasi 4 Pilar kepada wartawan<br />

parlemen. Sosialisasi yang diselenggarakan di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung,<br />

itu selain diisi dialog dengan pimpinan dan anggota MPR, juga melakukan kunjungan ke<br />

Pulau Lengkuas.<br />

Untuk menuju ke Pulau Lengkuas, peserta sebanyak 75 wartawan itu harus menempuh<br />

perjalanan laut dengan naik perahu dari Tanjung Kelayang. Perjalanan ditempuh dalam<br />

waktu sekitar 30 menit. Di pulau ini terdapat sebuah mercusuar yang dibangun pada<br />

1882, lebih dahulu ada dibanding Mercusuar Cikoneng. Sebagai lintasan perairan<br />

internasional maka pemerintah kolonial Belanda merasa perlu membangun sarana<br />

petunjuk jalan bagi kapal yang hendak masuk dan keluar Pulau Belitung. ❏<br />

EDISI NO.02/TH.VIII/FEBRUARI <strong>2014</strong><br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!