01.06.2013 Views

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 - Pembaruan ...

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 - Pembaruan ...

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 - Pembaruan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Konferensi juga menyinggung tentang UNCISG (United Nations Convention<br />

on Contracts for the International Sale of Goods). UNCSIG menyediakan<br />

suatu panduan umum dalam penyelesaian perselisihan yang terkait dengan<br />

international sale of goods. Korea dan Peru telah menjadi pihak dalam<br />

konvensi tersebut. Indonesia telah memiliki ATIGA dalam forum ASEAN,<br />

namun belum menjadi pihak dalam CISG. Disarankan agar Indonesia<br />

dapat menggunakan UNCITRAL Model Law dalam mereformasi peraturanperaturan<br />

yang terkait dengan perdagangan internasional.<br />

Anggota delegasi Indonesia, Ricardo Simanjuntak, menyampaikan paparan<br />

secara khusus tentang metodologi IFC/World Bank dalam penilaian kondisi<br />

Enforcing Contracts, khususnya di Indonesia. Metodologi dari IFC-World<br />

Bank yang dianggap tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya<br />

dari pelaksanaan Enforcing Contracts di Indonesia, antara lain bahwa<br />

berdasarkan Surat Edaran <strong>Mahkamah</strong> <strong>Agung</strong>, penyelesaian kasus-kasus<br />

perdata pada Pengadilan Negeri harus diselesaikan paling lambat 6 bulan<br />

atau sama dengan 180 hari. Total dengan Pengadilan Tinggi dan <strong>Mahkamah</strong><br />

<strong>Agung</strong>, maka waktu yang dibutuhkan adalah 333 hari. Sedangkan hasil<br />

survey IFC/WB,bahwa waktu yang dibutuhkan adalah 570 hari sangat<br />

tidak masuk akal. Presentasi Ricardo Simanjuntak ini sejalan dengan hasil<br />

penelitian Kim and Chang, bahwa hasil survey IFC-WB mungkin tidak<br />

menggambarkan secara benar kondisi implementasi penyelesaian perkara<br />

perdata di Indonesia. Anggota delegasi lain, Prof. Dr Huala Adolf, SH., LLM<br />

menyarankan perbaikan Enforcing Contracts yaitu berupa reformasi Hukum<br />

Acara Perdata, pembentukan small claim court, dan implementasi e-court<br />

system.<br />

Jika perubahan diterapkan, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk<br />

menyelesaikan kasus-kasus perdata yang berhubungan dengan SMEs<br />

dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Disarankan pula ada suatu peraturan<br />

dari kalangan asosiasi penasihat hukum yang memberikan batasan biaya/<br />

fee penasihat hukum.<br />

Berdasarkan presentasi dari delegasi Korea Selatan (Kim and Chang),<br />

terdapat beberapa tahapan dalam prosedur penyelesaian perkara perdata<br />

di Indonesia yang sebaiknya disederhanakan, yaitu:<br />

a. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses mediasi.<br />

<strong>Laporan</strong> <strong><strong>Tahun</strong>an</strong> <strong>Mahkamah</strong> <strong>Agung</strong> <strong>RI</strong> - <strong>Tahun</strong> <strong>2011</strong><br />

326 BAGIAN 9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!