01.06.2013 Views

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 - Pembaruan ...

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 - Pembaruan ...

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2011 - Pembaruan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Permasalahan kedua,terkait dengan tata cara pembagian harta<br />

waris. Menurut pemohon, permasalahan sebenarnya adalah berlaku<br />

atau tidaknya akta pembagian waris yang telah dibuat berdasarkan<br />

kesepakatan dengan isteri pertama.<br />

Dalam putusannya, majelis hakim kasasi menentukan bahwa hukum<br />

waris Islam bersifat memaksa (asas ijbari). Kemudian, menurut majelis,<br />

dalam hal ini dianggap terdapat satu harta bersama, baik terkait<br />

perkawinan pertama, maupun perkawinan kedua. Dari harta bersama<br />

tersebut, 1/3 bagian dianggap sebagai harta waris almarhum yang<br />

harus dibagi kepada para ahli waris sesuai porsinya masing-masing<br />

(5/80 untuk masing-masing isteri, 14/80 untuk anak perempuan, serta<br />

28/80 untuk masing-masing anak laki-laki).<br />

b. Ringkasan Pertimbangan <strong>Mahkamah</strong> <strong>Agung</strong><br />

1) Bahwa asas ijbari memiliki inti hukum waris Islam bersifat memaksa,<br />

artinya ketika seorang Muslim meninggal dunia, maka pada<br />

saat itu juga berlakulah hukum waris yang intinya peralihan hak<br />

atas harta warisan kepada ahli warisnya. Kata-kata peralihan<br />

mengandung makna bahwa Allah Swt telah menentukan hak<br />

masing-masing ahli waris;<br />

2) Bahwa judex factie telah mengambil kebijakan kepada anak asuh<br />

dan/atau anak angkat dan memberi yang bersangkutan hak, dalam<br />

hal ini tidak dibenarkan dalam Islam kecuali atas ridho dari para ahli<br />

waris, selain itu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang<br />

berlaku para Penggugat Intervensi […] tidak memenuhi syarat<br />

untuk dinyatakan sebagai anak asuh dan/atau anak angkat […]<br />

3) […]<br />

4) Bahwa harta benda almarhum […] baik dalam konvensi maupun<br />

rekonvensi diperoleh selama dalam perkawinan dengan […] (isteri<br />

pertama) dan […] (isteri kedua), karenanya berdasarkan ketentuan<br />

Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang No. 1 <strong>Tahun</strong> 1974 tentang<br />

Perkawinan, harta benda tersebut harus dinyatakan sebagai harta<br />

bersama dalam perkawinan;<br />

<strong>Laporan</strong> <strong><strong>Tahun</strong>an</strong> <strong>Mahkamah</strong> <strong>Agung</strong> <strong>RI</strong> - <strong>Tahun</strong> <strong>2011</strong><br />

366 BAGIAN 10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!