28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sedikit Bicara<br />

Terkesan Selamanya<br />

Dr. Qomariah Alwi, SKM, M.Sc<br />

PDBK’ers Kab. Kupang<br />

Pergaulan saya dengan bu Endang tidak intens. Kami<br />

bertemu hanya sekali-sekali, dan bicara pun tidak banyak.<br />

Namun, kesan yang saya peroleh dari pertemuan yang<br />

sedikit itu tidak akan pernah saya lupakan selamanya. Beliau<br />

memiliki pemikiran kreatif, dan selalu memberikan tanggapan<br />

konstruktif yang spontan. Tanggapan beliau terhadap sesuatu<br />

hal sangat mengena dan bermanfaat bagi siapa saja.<br />

Suatu ketika, kalau tidak salah di tahun 2000, dalam suatu<br />

pertemuan sebagai sesama peneliti, kebetulan kami duduk<br />

bersebelahan di kursi barisan tengah. Di sela-sela presentasi<br />

yang ditayangkan, saya memberanikan diri untuk berbisik<br />

mengatakan bahwa saya sudah membaca buku karangannya<br />

berjudul “Perempuan-perempuan Kramat Tunggak”.<br />

Saya katakan buku itu menarik dan inovatif. Saya ingin bisa<br />

menulis buku seperti itu. Beliau pun berbisik, menceritakan<br />

bahwa buku itu berasal dari disertasinya sendiri yang<br />

dimodifikasi menjadi buku ilmiah populer sehingga bisa dibaca<br />

untuk umum. Mendengar kata disertasi, saya teringat dengan<br />

masalah saya sendiri saat itu yaitu sedang mencari-cari judul<br />

disertasi. Sudah berapa judul saya karang dan sekalian mencoba<br />

membuat tujuan dan kerangka konsepnya, namun masih belum<br />

sreg/pas. Kemudian masalah ini saya ceritakan kepada beliau,<br />

siapa tahu ada tanggapan. Katanya: “Kalau ada sponsor kenapa<br />

tidak menggali informasi tentang ibu-ibu Papua, saya dengar<br />

mereka kalau melahirkan harus pergi ke hutan, betulkah? Kalau<br />

betul, mengapa? Ini menarik untuk diketahui, sekalian menggali<br />

informasi yang berkaitan dengan itu, misalnya tentang pelayanan<br />

kesehatannya”.<br />

Pemikiran ini timbul tenggelam di hati saya. Cukup besar<br />

hambatannya untuk mewujudkan gagasan itu. Pertama, ini<br />

harusnya studi etnografi sedangkan saya bukan antropolog jadi<br />

harus belajar banyak. Kedua, sponsornya dari mana? Di Badan<br />

Litbangkes, pada waktu itu, dana yang disediakan untuk satu<br />

penelitian maksimal Rp 30 juta. Itupun susah sekali.<br />

Akhirnya ide itu saya lupakan dan mencari-cari alternatif lain.<br />

Suatu ketika dalam pembicaraan di telpon dengan anak saya<br />

yang bekerja di PT Freeport <strong>Ind</strong>onesia, dia menawarkan kalau<br />

saya mau jalan-jalan nengok mereka sekeluarga di sana. Saya<br />

katakan bagaimana kalau ibu melakukan penelitian di sana,<br />

apakah PT FI ada dananya. “Coba aja ibu ajukan, kalau tidak salah<br />

dana untuk community research tersedia, ini alamat emailnya dan<br />

ini nama kepala community research PT FI”. Iseng-iseng surat ke<br />

123

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!