28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pernah juga sekali saya diajak ikut rombongan kakak saya keluar<br />

kota. Saat itu kebetulan kakak saya ada kunjungan ke Jawa<br />

Tengah. Kami juga merencanakan ingin berkunjung ke makam<br />

papa di Solo. Saya ikut dengan biaya pribadi kakak saya. Tapi<br />

akhirnya hanya beberapa kali saja saya ikut rombongan beliau.<br />

Kapok saya ikut rombongan kakak saya yang seperti “angin<br />

puyuh” itu. Mbak Enny itu orangnya gesit dan kalau jalan cepat<br />

sekali. Ajudan beliau yang polisi pun sering suka kalah gesit.<br />

Selain itu acaranya penuh dari pagi sampai malam. Apalagi<br />

kakak saya orangnya sangat tepat waktu, sehingga sering datang<br />

lebih dulu dari yang lainnya. Perasan, di tempat kerja saya, saya<br />

juga sering ke luar kota, tapi bagaimanapun padatnya agenda,<br />

saya pasti luangkan waktu untuk melihat-lihat kota yang saya<br />

kunjungi. Kalau dengan rombongan “angin puyuh” itu... phhuiih<br />

ke toilet pun harus lihat-lihat situasi. Meleng sedikit sudah<br />

ditinggal rombongan.<br />

Kakak saya dan Media<br />

Waktu ditunjuk menjadi menteri, perasaan saya, media tidak<br />

begitu ramah terhadap kakak saya. Begitu juga masyarakat,<br />

mungkin karena belum dikenal, dan begitu ditunjuk sudah<br />

ditiupkan rumor yang tidak baik. Saya suka gemas kalau lihat<br />

di TV, baca di koran atau baca di internet tentang kakak saya.<br />

Sering saat kakak saya cerita ke saya tentang apa-apa yang<br />

sudah dikerjakan, saya lalu menyahut, “Tapi, Mbak, media dan<br />

masyarakat kelihatannya tidak begitu ngeh.”<br />

Karena saya kebetulan bekerja di lingkungan public health, saya<br />

mengerti apa saja yang sudah dicapai atas kerja keras jajaran staff<br />

di Kementerian <strong>Kesehatan</strong>. Tapi tidak begitu dengan masyarakat<br />

di luar lingkungan kesehatan. Padahal, karena kakak saya sering<br />

bekerja dengan LSM, kakak saya cukup terbuka. Saya lihat beliau<br />

memberikan alamat e-mail kepada siapa saja yang meminta,<br />

tidak terkecuali. Biasanya saat sedang di mobil, adalah waktu<br />

luang beliau, dan kakak saya akan membalas email yang masuk,<br />

serta menjawab BBM.<br />

Memang banyak juga berita-berita positif tentang Kementerian<br />

<strong>Kesehatan</strong>, dan bila ada berita positif, pasti saya sampaikan ke<br />

kakak saya supaya beliau tetap semangat. Tentang berita yang<br />

tidak baik, kakak saya tetap tenang-tenang saja, beliau bilang<br />

“Tidak apa-apa, Dam. Nantinya juga akan terlihat sendiri bila<br />

masyarakat sudah merasakannya,” Saya tidak menyangka apa<br />

yang disampaikan kakak saya benar adanya. Sekarang, setelah<br />

beliau tiada, berita tentang beliau berubah menjadi sangat<br />

positif!<br />

Berita Tidak Baik<br />

Setahun setelah menjadi menteri, kakak saya melakukan check up<br />

rutin. Pada saat saya bertemu beliau, kakak saya menyampaikan<br />

bahwa hasilnya kurang baik, tapi pemeriksaan akan dilakukan<br />

lebih lanjut. Beberapa minggu kemudian kakak saya menelepon<br />

saya dan mengabarkan bahwa beliau kena kanker paru stadium<br />

4. Tidak ada tanda-tanda sama sekali kalau kakak sakit. Di<br />

antara kami bersaudara, hanya Mbak Enny dan Mas Budy yang<br />

aktif berolah raga baik saat sekolah maupun sesudahnya.<br />

Dibandingkan saya dan Mbak Linda, Mbak Enny adalah orang<br />

yang paling aktif. Apalagi setelah menjadi menteri, kegiatan<br />

tidak berhenti dari pagi sampai malam, senin sampai minggu.<br />

Saya saja yang lihatnya, capek. Belakangan kakak saya bilang,<br />

kalau saat tidur suka terbatuk. Tapi kakak saya hanya mengira itu<br />

alergi. Apakah itu salah satu tanda-tandanya? Waallahuallam.<br />

Setelah adik-adiknya ditelepon, besoknya kami semua<br />

berkumpul di Duren Sawit.<br />

Di depan adik-adiknya, Mbak Enny tidak pernah menangis.<br />

Mungkin karena merasa sebagai panutan, kakak saya tidak mau<br />

membuat adiknya sedih. Mbak Enny bilang bahwa ada saran<br />

untuk berobat ke Goung Zhou dan beliau tertarik. Saat itu media<br />

belum ada yang tahu. Dan kami pun tidak bercerita ke siapa pun,<br />

baik saudara maupun teman-teman dekat kami. Sambil berobat,<br />

kakak saya tetap menjalankan aktivitasnya sebagai menteri,<br />

dan tidak mengurangi sedikitpun kegiatannya. Tidak ada yang<br />

66

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!