28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

walafiat. Dokter yang memeriksa juga terkejut, kankernya hilang.<br />

Kami percaya bahwa Allah memberikan kesembuhan karena<br />

keyakinan dan semangat beliau serta kepasrahan dan ketulusan<br />

menghadapi ujian Allah. Alhamdulillah.<br />

Kedua. Pada tahun 2000, cucu pertama penulis dilahirkan,<br />

dengan perasaan berbunga-bunga, mendadak saat berusia<br />

sebulan, ada benjolan diantara dua matanya. Dokter di sebuah<br />

RS di Jakarta menyatakan bahwa cucu penulis terkena tumor<br />

atau kanker. Oleh penulis dibawa ke Singapura. Pada saat berusia<br />

tiga bulan, perutnya di operasi dan dikeluarkan daging sebesar<br />

bola golf. Setelah diperiksa, oleh dokter dinyatakan terkena<br />

tumor neuroblaskoma, tumor syaraf. Penulis dan keluarga<br />

menjadi panik.<br />

Oleh dokter di Jakarta dinyatakan bahwa paling lama hanya<br />

bertahan enam bulan. Kami bertambah panik, karena setelah<br />

itu tumbuh benjolan-benjolan di sekujur tubuhnya. Pada saat<br />

itu penulis mencoba mencari upaya pengobatan segala macam<br />

cara. Beberapa tidak realistis. Hingga pada suatu hari penulis<br />

bertemu seorang ulama dari Mataram yang pandangan batinnya<br />

demikian dalam. Beliau menyadarkan penulis, “Bahwa penyakit<br />

berasal dari Allah, karena itu mohonlah kepada Allah untuk<br />

kesembuhannya.”<br />

Penulis dengan keinginan yang sangat kuat, mulai bertarung<br />

dengan maut berebut nyawa si cucu. Penulis menjalani semua<br />

perintah Allah dengan lebih tekun, setiap malam melaksanakan<br />

sholat Tahajud, menangis memohon kepada Allah agar diberikan<br />

jalan kesembuhan dan dipanjangkan nikmat panjang umur<br />

kepada cucu yang dilahirkan pada tahun “Naga Emas” itu.<br />

Penulis menghentikan pengobatan alternatif, dan benarbenar<br />

pasrah kepada Allah. Ternyata Allah mengabulkan<br />

permohonan penulis. Suatu hari kami bertemu seorang dokter<br />

yang mengatakan bahwa di Belanda ada percobaan pengobatan<br />

tumor Neuroblascoma, disebutkannya MIBG.<br />

Dengan segala upaya, si cucu tersayang tadi, yang benjolan<br />

ditubuhnya ada 32 benjolan dibawa ke Belanda. Disana dia<br />

menjalani pengobatan, diinfus dengan radioaktif, dan selama<br />

lima hari dirawat dalam ruangan anti radiasi, karena tubuhnya<br />

mengeluarkan radiasi. Sebulan cucu ini di Belanda, dan ternyata<br />

dari 32 benjolan, yang 25 buah mengempis, tersisa sekitar<br />

delapan buah. Si jagoan itu kami bawa pulang dan Alhamdulillah<br />

kini dia berusia 12 tahun dan bisa sekolah, walau perlu mendapat<br />

bantuan tehnis.<br />

Yang menarik, pada suatu hari, saat si cucu masih<br />

dirawa, datanglah seorang Pastor yang sudah demikian tua<br />

menemui anak dan isteri penulis di Rumah sakit di Belanda<br />

itu. Beliau menyerahkan uang yang merupakan sumbangan<br />

dari jamaah sebuah gereja yang terletak sekitar 200 km dari<br />

RS. Katanya sang Pastor itu mendengar ada anak <strong>Ind</strong>onesia<br />

dalam perawatan tumor ganas dan didengarnya kekurangan<br />

biaya untuk membayar RS. Memang biayanya cukup mahal,<br />

dan seberapapun besarnya bantuan itu, penulis semakin sadar<br />

bahwa tangan Tuhan berada di sana.<br />

Tidak bisa dibayangkan, kami dari keluarga muslim, mendadak<br />

diberi bantuan uang untuk membayar RS oleh Pastor yang<br />

mewakili jamaahnya yang Kristiani. Hanya kebesaran Allah yang<br />

dirasakan keluarga kami. Rasa terharu kami semakin bertambah,<br />

karena Pastor yang sudah cukup tua itu menyetir mobilnya<br />

sendiri dalam menuju ke RS. Alhamdulillah Ya Allah.<br />

Nah, dari dua kisah yang menyentuh penulis, apa pelajaran yang<br />

bisa kita ambil. Benar bahwa penyakit seberat apapun itu, untuk<br />

kesembuhannya hanya dari Allah. Memohonlah kepadaNYA<br />

dengan keyakinan penuh, ikhlas dan pasrah dan percaya. Kita<br />

pasrahkan keputusan kepada Yang Maha Kuasa, apapun itu.<br />

Khusus kepada Ibu Endang, semoga Ibu membaca tulisan<br />

yang sederhana ini. Apapun keputusan Allah, mari kita terima<br />

dengan ikhlas. Tetapi percayalah Bu Endang, persoalan Ibu<br />

bukanlah soal medis belaka yang penulis yakin, Ibu dan semua<br />

156

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!