610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sehingga gosip meredup dengan sendirinya.<br />
Bagi kalangan kesehatan di <strong>Ind</strong>onesia, penunjukkan Dr. Endang<br />
sebagai Menteri <strong>Kesehatan</strong> merupakan pilihan tepat dan<br />
menimbulkan harapan. Dalam diskusi dengannya di Metro<br />
TV dan TV One, saya katakan program pemerintah mengenai<br />
kesehatan tidak jelas arahnya. Keluarga Berencana bahkan tidak<br />
disebut sama sekali, baik dalam program seratus hari maupun<br />
dalam prioritas program pemerintah. Kritik itu tidak saya tujukan<br />
kepada Menteri <strong>Kesehatan</strong> , karena bukan dia yang menyusun<br />
programnya, tapi kepada pemerintah secara keseluruhan. Ketika<br />
itu Dr. Endang mengatakan ia harus menjalankan apa yang sudah<br />
ditetapkan Presiden tapi ia berjanji mencoba mengoreksi hal itu.<br />
bisa memahami dan tidak sepenuhnya mendukung. Beban<br />
pikiran seperti itu tentu ikut berpengaruh terhadap penyakit<br />
yang ia derita, betapapun ia mengatakan sia menerima apa saja<br />
yang ditentukan Tuhan karena ia sudah banyak mendapatkan<br />
hal yang membahagiakan dari Tuhan.<br />
Dr. Endang wafat Rabu pekan lalu setelah berjuang melawan<br />
kanker paru-paru.<br />
Selamat jalan, Bu Endang.<br />
Menurut saya, setelah Leimena dan Adyatma, baru kali inilah<br />
ada Menteri <strong>Kesehatan</strong> yang mempunyai konsep “public health”<br />
yang jelas. Bedanya, Leimena mempunyai kebebasan merealisasi<br />
konsepnya tapi terhambat perubahan situasi politk sedangkan<br />
Adhyatma dan Endang mengalami kendala garis komando.<br />
Khusus untuk Endang ditambah lagi oleh beban psikologis yang<br />
agaknya sulit ia singkirkan.<br />
Pada kesempatan lain, Dr. Endang mengeluhkan beberapa<br />
keputusan dan kebijakan pemerintah sebelumnya yang tidak<br />
tepat, seperti Jamkesmas. Ia ingin memperbaikinya tanpa<br />
menimbulkan kesan “balas dendam”. Ketika saya usulkan agar<br />
ia merombak birokrasi di Kementerian <strong>Kesehatan</strong>, Dr. Endang<br />
menjawab ini pun harus ia lakukan hati-hati dan akan dimulai<br />
pada 2011. Saya tidak tahu apakah dia telah melakukannya. Jelas<br />
bahwa tuduhan, pelecehan, dan sikap permusuhan terhadap<br />
dia yang luas disebarkan telah menimbulkan beban pikiran<br />
tersendiri.<br />
Dr. Endang mempunyai idealisme yang tinggi, tapi juga<br />
mempunyai beban psikologis yang berat. Tentang suatu<br />
masalah, misalnya, ia pernah berkata, “Saya mempertaruhkan<br />
nama saya untuk ini.” Tapi agaknya birokrasi di bawahnya tidak<br />
166