28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas <strong>Ind</strong>onesia,<br />

Endang sempat mengabdi di sebuah Puskesmas terpencil di<br />

Waipare, Nusa Tenggara Timur, selama tiga tahun.<br />

Siapa sangka beberapa puluh tahun kemudian, ia diangkat<br />

menjadi Menteri <strong>Kesehatan</strong> oleh Presiden Yudhoyono di Kabinet<br />

<strong>Ind</strong>onesia Bersatu Jilid II. Menkes pun menyempatkan diri<br />

bernostalgia bertandang ke Puskesmas pertamanya.<br />

Sambutan warga Waipare sangat meriah. Bahkan upacara adat<br />

digelar untuk Menkes dan suaminya. Lengkap dengan foto-foto<br />

masa muda Menkes saat menjabat menjadi kepala Puskesmas.<br />

Foto-foto yang langsung membuat Menkes tersentuh.<br />

Di mata rekan-rekannya, ibu tiga anak ini dikenal sebagai sosok<br />

sederhana dan tetap giat bekerja meski kondisi fisiknya makin<br />

menurun. “Orangnya tidak pernah marah,” kata Menko Kesra<br />

Agung Laksono.<br />

Puncaknya 26 April lalu, Menkes mengajukan surat pengunduran<br />

diri dari jabatannya kepada Presiden. Tak ada yang menyangka<br />

jika kemundurannya menjadi tanda-tanda ia akan kembali<br />

kepada Sang Pencipta untuk selamanya.(ULF)<br />

Hormat pada<br />

Endang Rahayu<br />

Metro View | Minggu, 29 April 2012 WIB<br />

Suryopratomo<br />

MENTERI <strong>Kesehatan</strong> Endang Rahayu Sedyaningsih tanggal 26<br />

April lalu menyampaikan pengunduran diri sebagai pejabat<br />

negara kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Endang<br />

Rahayu mengajukan permohonan untuk mundur sebagai<br />

menteri karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan lagi<br />

dirinya mengemban tugas kenegaraan.<br />

Endang Rahayu sejak beberapa bulan terakhir memang<br />

menderita sakit. Kanker paru yang dideritanya membuat ia<br />

harus menjalani perawatan intensif. Bahkan rasa nyeri yang<br />

terakhir ia rasakan, membuat Endang Rahayu harus dirawat di<br />

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.<br />

Endang Rahayu menyadari bahwa dirinya harus dalam kondisi<br />

fisik yang prima untuk sanggup melawan kanker. Mereka yang<br />

menjalani radioterapi harus juga memiliki istirahat yang cukup dan<br />

menghindarkan diri dari kemungkinan terkena infeksi sekunder.<br />

Inilah yang membuat Endang Rahayu merasa tidak mungkin<br />

lagi menjalani tugas sebagai menteri. Saat ia harus dirawat<br />

di RSCM sekarang ini praktis semua tugas sebagai menteri<br />

tidak bisa ia laksanakan dan tanggung jawab kementerian ia<br />

serahkan kepada wakil menteri.<br />

Kita memang melihat bagaimana banyak orang menjadikan<br />

jabatan sebagai segala-galanya. Bahkan ketika dirinya tidak<br />

banyak memberi manfaat kepada organisasi, tetap saja jabatan<br />

itu ia genggam begitu kuatnya. Lebih ironis lagi ketika orang itu<br />

sudah jelas-jelas menjadi beban bagi organisasinya. Ketika ia<br />

terlibat dalam kasus yang secara moral membuat dirinya sudah<br />

kehilangan integritas, tetap saja ia coba pertahankan jabatan<br />

yang ada pada dirinya.<br />

Kita sering mengatakan bahwa bagi sebagian bangsa ini,<br />

jabatan dianggap sebagai hak istimewa. Dengan pemahaman<br />

“power is privilege”, maka sering kita melihat jabatan itu<br />

diperlakukan secara berlebihan demi kepentingan diri atau<br />

kelompoknya.<br />

Kita perlu membangun tradisi agar tidak terus terjebak<br />

pemahaman yang keliru itu. Kekuasaan jangan dilihat sebagai<br />

hak istimewa, tetapi justru harus dianggap sebuah amanah.<br />

Ketika kita diberi kekuasaan, maka kekuasaan itu harus bisa<br />

dipergunakan untuk kemaslahatan banyak orang.<br />

152

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!