28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bu Endang inspirasiku<br />

drg. Murti Utami, MPH<br />

Kepala Pusat Komunikasi Publik<br />

Ibu....<br />

Genggaman tanganmu yang hangat masih kurasakan<br />

Senyum manismu masih kuingat<br />

Ucapan lembutmu masih kudengar<br />

Kau adalah pemimpin yang mempunyai hati<br />

Kau gunakan perasaan dan hatimu untuk memimpin Kementerian<br />

besar yang terisi oleh berbagai watak dan nafsu manusia<br />

Selamat jalan ibuku<br />

Kau adalah inspirasiku<br />

Tidak seperti yang lainnya, mereka mengenal ibu Endang sudah<br />

cukup lama, ada yang dari masa sekolah, kolega kerja di Litbang<br />

dan lainnya. Tidak seperti saya. Saya mengenal beliau mungkin<br />

sekitar 4 tahun terakhir. Itu pun tidak rutin bertemu. Namun sulit<br />

rasanya menghilangkan kenangan yang mendalam ini karena<br />

beliau selalu menjadi inspirasi saya.<br />

Sekitar tahun 2010. Ketika beliau diangkat menjadi Menteri<br />

<strong>Kesehatan</strong>, saya menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan<br />

(banyak orang mengatakan kedudukan ini adalah Sekretaris<br />

pribadi Menkes). Pada hari kedua beliau mulai bekerja<br />

sebagai Menkes, saya memberanikan diri untuk mengajukan<br />

pengunduran diri sebagai Kepala Bagian tersebut, yang sehari<br />

hari mengurusi pimpinan tertinggi di Kementerian ini. Saya<br />

katakan bahwa saya ingin beliau lancar dalam menjalankan<br />

amanah ini, terutama dalam 100 hari kerja pertama beliau<br />

menjadi Menkes. Saya dapat mengerti pasti ada beberapa orang<br />

yang kurang suka apabila saya masih di lingkungan terdekat<br />

Menkes, karena saya sebelumnya adalah sekretaris Menkes yang<br />

terdahulu. Tak aku sangka, beliau menjawab dengan jujur dari<br />

hati beliau, “Saya juga tidak mengerti mengapa orang meminta<br />

saya untuk berhati-hati dengan kamu. Saya tau betul bu Ami dan<br />

I dont know why. I can trust you.”<br />

Jawaban beliau begitu menghentak saya. Beliau menatap saya<br />

dengan tajam. Tanpa kusadari airmata menetes perlahan di<br />

pipiku. Ya ALLAH, begitu mulia dan bersihnya hati ibu Endang.<br />

Subhahanallah.<br />

Esok harinya kami bekerja seperti biasa. Suatu sore beliau<br />

memanggil saya dan mengatakan bahwa beliau akan<br />

mempromosikan saya menjadi eselon 2. Saya berusaha menolak<br />

dengan berbagai alasan, dan saya katakan ingin pindah<br />

bukan untuk minta dipromosikan. Tetapi beliau tetap ingin<br />

39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!