28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kaus olah raga lengan panjang. Dan, beliau rupanya sedang asyik<br />

menata koleksi gantungan kunci dan magnet kulkas. Ternyata,<br />

salah satu hobi beliau adalah mengumpulkan magnit kulkas dari<br />

berbagai tempat.<br />

Setelah masuk, kami duduk dan ngobrol sejenak seputar<br />

pekerjaan. Saya menyampaikan tentang kegiatan Direktorat<br />

Bina Upaya <strong>Kesehatan</strong> Dasar yang saya emban. Lalu, akhirnya,<br />

kami membicarakan tentang keris. Beliau masuk ke kamar dan<br />

membawa keluar dua bilah keris. Satu terbungkus kain slayer/<br />

scarf dan satu lagi dibungkus kain hitam.<br />

Beliau menceritakan riwayat keris tersebut. Dia menerima keris<br />

itu dari ayahanda. Dia juga bercerita bahwa keris itu sebenarnya<br />

milik keluarga, dan akan diberikan kepada adik laki-laki beliau.<br />

Saya mohon izin membuka sarung/warangkanya. Lalu saya<br />

mengamati dan memeriksa dengan seksama. Saya mencermati<br />

keris itu dan mengecek/merujuk referensi --Ensiklopedi Keris<br />

karya Bambang Harsrinuksmo dan lainnya yang sengaja saya<br />

bawa.<br />

Lalu saya sampai pada kesimpulan sementara; kedua keris itu<br />

dibuat dari bahan yang baik. Pamornya bagus. Hanya sedikit<br />

berkarat karena lama tidak dibersihkan. Deskripsi kedua keris<br />

itu kira-kira adalah: 1) Keris A: Warangkanya Ladrang Surakarta,<br />

dibuat di era Sri Sunan Paku Buwono IX di Surakarta dan kerisnya<br />

Sabuk Inten luk 11 dari zaman Majapahit. 2) Keris B: Warangkanya<br />

ladrang Surakarta era baru, Keris Luk 9 yang dibuat zaman<br />

Majapahit atau sebelumnya.<br />

Bu Enny rupanya ingin tahu lebih detil. Pertanyaan beliau<br />

antara lain: makna pamornya, karya empu dari mana,<br />

dari zaman kapan, apa tanda-tandanya, bagaimana cara<br />

memelihara dan menyimpan. Sambil mengobrol beliau<br />

membolak-balik buku ensklopedia. Rasa ingin tahu beliau<br />

tentang keris itu sangat besar. Saya menduga, barangkali<br />

karena beliau adalah seorang peneliti dan jiwa peneliti selalu<br />

ingin mengetahui hal apapun. Singkatnya, kemudian beliau<br />

memasrahkan keris untuk saya bersihkan. Saya menyanggupi.<br />

Kedua keris tersebut saya bawa pulang ke rumah. Saya langsung<br />

membersihkan keris itu. Sebenarnya, proses membersihkan<br />

keris cukup panjang, dan ada urut-urutan bakunya. Langkah<br />

pertama adalah merendam keris itu di dalam air kelapa sayu.<br />

Lalu membersihkan karat. Setelah itu, memutihkan permukaan<br />

keris dengan jeruk nipis. Setelah putih, lalu mewarangi, dan<br />

seterusnya.<br />

Pada saat yang sama saya juga membersihkan beberapa bilah<br />

keris lama saya. Kebetulan, persediaan warangan (arsenikum)<br />

saya saat itu tidak ada, maka proses hari itu hanya sampai<br />

memutihkan besinya. Pada hari Minggu esoknya saya minta<br />

bantuan ke rekan mranggi (pembuat warangka) di daerah<br />

Cipinang. Di sana kami sama-sama mewarangi. Siang itu cuaca<br />

cukup bagus, sehingga dalam waktu satu jam sudah terlihat<br />

gambaran pamor di besi ke dua keris tersebut. Saya bisa melihat<br />

keindahan besi berpadu dalam pamor yang indah. Sementara<br />

itu rekan mranggi yang lain menggarap ke dua warangkanya.<br />

Menjelang ashar, proses kerja spoet ini sudah selesai<br />

Keesokan harinya saya kirim SMS ke Bu Enny mengabarkan<br />

bahwa keris telah selesai dibersihkan dan sudah siap untuk<br />

diantar. Beliau menjawab melalui SMS: kok, cepat sekali. Saya<br />

tidak menceritakan bahwa saya membersihkan keris itu bersama<br />

teman-teman saya para mranggi dari Madura.<br />

Kemudian beliau menentukan waktu untuk bertemu di rumah<br />

dinas di Jl. Denpasar. Pada hari yang ditentukan pukul 07.30 saya<br />

sudah hadir. Ajudan dan penjaga mempersilahkan masuk. Saya<br />

menunggu di ruang dalam. Sementara itu, seorang pembantu<br />

menyodorkan teh manis dan kue.<br />

Sejenak kemudian beliau keluar kamar dengan wajah cerah<br />

30

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!