28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

juga suka ikut. Beberapa teman yang saya ingat adalah, Dr. Jaja,<br />

Dr. Susi, Dr. Arvid, Dr. Didi dan Dr. Laila. Kakak saya juga bangga<br />

kalau saya mengatakan hal-hal yang “smart” di depan temannya.<br />

Pernah saya ikut satu mobil bersama kakak saya dan temanteman<br />

kuliahnya. Saat itu Jakarta belum macet. Jadi waktu jalanan<br />

macet, saya bilang, “wah stagnasi, nih.” Padahal saya waktu itu<br />

masih berusia sekitar 6 tahun, dan tak paham juga maksud kata<br />

itu. Teman-teman kakak saya langsung terkagum-kagum. “Wah,<br />

adik loe kecil-kecil, pinter, ya, En.” Kakak saya kelihatan bangga<br />

sekali mendengar pujian itu.<br />

Kakak saya juga pandai bermain piano. Piano klasik yang selalu<br />

saya minta beliau mainkan adalah “Come back to Sorento”.<br />

“Susah” katanya, tapi kenyataannya setiap saya minta, kakak saya<br />

pasti mau memainkannya untuk saya.<br />

Mbak Enny dari dulu sangat tekun belajar. Saat menjalani<br />

pendidikan di fakultas kedokteran UI, hampir tiap malam, saat<br />

semua orang sudah tidur, beliau belajar sendirian di ruang makan<br />

kami sampai malam. Saya sering terbangun tengah malam, dan<br />

suka menemani beliau belajar. Saya senang melihat cara kakak<br />

saya belajar. Catatannya diberi warna berbeda dan gambar<br />

anatomi diwarnai dengan pinsil warna warni. Supaya lebih mudah<br />

menghafalnya, kata kakak saya. She is a very organize person!<br />

Begitu juga waktu kakak saya belajar di Harvard. Saya ingat, saat<br />

weekend saya pagi-pagi pergi untuk kursus bahasa Inggris. Kakak<br />

saya biasanya sudah duduk di meja belajar menghadap jendela.<br />

Setelah keluar dari apartment, saya biasanya mendongak ke atas<br />

dan saya melihat kakak saya sedang belajar. Sore harinya, waktu<br />

saya pulang, sebelum naik, saya mendongak lagi dan melihat<br />

dari balik jendela, beliau masih juga duduk disitu dan belajar.<br />

Berarti kakak saya itu sudah belajar seharian!<br />

Saat Saya Besar<br />

Setelah besar, hubungan kami berkembang menjadi lebih<br />

sebagai sahabat. Apapun yang terjadi dalam kehidupan saya,<br />

saya pasti cerita ke mbak Enny. Hal-hal pribadi yang saya ceritakan<br />

cukup detail, sampai-sampai suami saya pun suka kesel. “Kalau<br />

ada apa-apa, mbok cerita dulu donk ke saya, saya kan jadi tidak<br />

enak sama mbak Enny,” begitu katanya.<br />

Masalahnya, pemikiran saya terkadang cukup “nyeleneh” untuk<br />

ukuran perempuan <strong>Ind</strong>onesia. Belum tentu semua orang bisa<br />

menerimanya. Kalau saya cerita ke kakak saya, mbak Enny tidak<br />

pernah bilang, “Kamu tidak boleh begitu.” Melainkan berbalik<br />

menceritakan pengalamannya juga dan membiarkan saya<br />

membandingkannya. “I’ve been through that too Dam,” katanya.<br />

Boleh dibilang semua keputusan penting saya adalah melalui<br />

diskusi dengan mbak Enny terlebih dahulu. Karir saya pun<br />

dipengaruhi oleh kakak saya. Saya yang sarjana sastra, akhirnya<br />

bekerja di LSM lingkungan public health, dan kemudian<br />

mengambil S2 di bidang kesehatan masyarakat. Kakak saya juga<br />

pernah bilang “Kita seperti mama dan mbah putri. Perempuan<br />

Banyumas memang punya jiwa pemberontak, but that’s who<br />

we are, do not worry”. Dari keluarga ibu saya, memang dari<br />

dulu sudah mengaplikasikan kesetaraan gender. Perempuan<br />

dan Laki-laki boleh berpendidikan setinggi-tingginya, tidak ada<br />

perbedaan sama sekali!<br />

Beberapa tahun belakangan ini, kakak saya mulai aktif berenang<br />

lagi. Karena kebetulan kompleks tempat saya tinggal, di Kemang<br />

Pratama, mempunyai kolam renang ukuran olympic. Kakak saya<br />

suka berenang di situ setiap hari minggu. Itulah saat-saat yang<br />

paling saya sukai. Saya biasanya ikut berenang dan setelah itu<br />

kita makan dan diskusi panjang sampai siang. Mba Enny pandai<br />

bercerita dan punya “sense of humor” yang tinggi, sehingga<br />

saya tidak bosan-bosan mendengarnya. O,ya, kakak saya adalah<br />

seorang perenang yang hebat. Biasanya bisa berenang 1.000-<br />

2.000 m tanpa henti. Saya sampai sekarang belum sanggup<br />

seperti itu.<br />

Kakak Saya jadi Menteri <strong>Kesehatan</strong><br />

Waktu kakak saya diumumkan jadi Menteri <strong>Kesehatan</strong>, saya<br />

64

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!