610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Harian <strong>Republik</strong>a (edisi pagi), tanggal 4 Mei 2012<br />
Selamat Jalan<br />
Bu Endang<br />
Ismail A said (Presiden Direktur Dompet dhuafa)<br />
Dua hari lalu, tepatnya Rabu (2/5), Menteri <strong>Kesehatan</strong> Nonaktif,<br />
Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih dipanggil menghadap Sang<br />
Khaliq, All SWT. Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah<br />
Sakit Cipto Mangunkusumo setelah 1,5 tahun berjuang melawan<br />
penakit kanker paru.<br />
Meski sempat diwarnai kontroversi ketika ia ditunjuk sebagai<br />
menteri <strong>Kesehatan</strong> 2009 lalu, Bu Endang telah menunjukkan<br />
kepada kita arti kegigihan dan amanah. Di tengah perjuangannya<br />
melawan penyakit yang sangat kronis, ia tetap berjuang<br />
mengemban tugas untuk membangun kesehatan bangsa.<br />
Bangsa ini tentu merasa sangat kehilangan salah satu srikandi<br />
terbaiknya.<br />
Meski hanya menjabat 2,5 tahun, banyak sudah capaian yang ia<br />
torehkan bagi dunia kesehatan di <strong>Ind</strong>onesia. Di Masa Endanglah<br />
program jaminan Persalinan (Jampersal) digulirkan. Dengan<br />
program ini, para ibu yang berasal dari keluarga tidak mampu<br />
tidak perlu merogoh koceknya untuk biaya persalinan. Di masa<br />
beliau pula kewajiban pemberian ASI eksklusif dikuatkan dalam<br />
peraturan pemerintah. Ia juga melarang iklan dan tenaga medis<br />
menyebarkan pemberian susu formula, serta mewajibkan<br />
perkantoran untuk menyediakan ruang menyusui<br />
ditunjukkan Ibu Endang untuk memberikan akses kesehatan<br />
bagi siapapun. Hal ini ditunjkan dengan inisiatifnya mendirikan<br />
Rumah sakit Pertama, rumah sakit tanpa kelas untuk melayani<br />
masyarakat peserta Jamkesmas dan BPJS.<br />
Jauh sebelum itu, Ibu Endang juga telah mengabdikan hidupnya<br />
untuk dunia kesehatan <strong>Ind</strong>onesia. Beliau pernah menjadi dokter<br />
di daerah terpencil di kawasan timur <strong>Ind</strong>onesia, Nusa tenggara<br />
Timur. Beliau juga kerap kali terjun ke lokalisasi Kramat Tunggak<br />
untuk mengadvokasi kesehatan para pekerja seks komersial di<br />
kawasan itu. Selain itu, berkat usahanya juga anggota Badan<br />
<strong>Kesehatan</strong> dunia (WHO) menyepakati resolusi Virus Sharing<br />
dalam siding WHO yang berlangsung 16 Mei 2011.<br />
Dompet Dhuafa juga memiliki kesan tersendiri dengan doctor<br />
lulusan Harvard School of Public Health ini. Satu bulan lalu,<br />
tepatnya 1 April 2012 LKC ditunjuk oleh Kementerian <strong>Kesehatan</strong><br />
menjadi penyelenggara event akbar Hari TB Sedunia di Jakarta.<br />
Ibu Endang juga sangat mendukung keberadaan Ruah sehat<br />
Terpadu (RST), rumah sakit gratis untuk dhuafa yang dibangun<br />
Dompet dhuafa. Bulan lalu Dompet Dhuafa telah mengajukan<br />
surat audiensi kepada beliau, dan mengundangnya dalam<br />
peresmian RST Juli mendatang. Namun, kehendaak Allah berkata<br />
lain, ia lebih dahulu diundang oleh Allah SWT.<br />
Keluarga besar Dompet Dhuafa menyampaikan belasungkawa<br />
dan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Ibu Endang Rahayu<br />
Sedyaningsih. Semoga segala karya baktinya bagi kesehatan di<br />
tanah Air mendapat balasan pahala dari Allah SWT.<br />
Selamat Jalan Bu Endang!<br />
Hal ini selaras dengan apa yang selama ini teman-temana<br />
di Layanan <strong>Kesehatan</strong> Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa<br />
perjaungkan, bahwa bayi yang baru lahir hingga usia enam<br />
bulan harus diberi ASI secara eksklusif. Semangat yang sama juga<br />
164