28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anthropology dan Epidemiology, tetapi beliau selalu menekuni<br />

dengan sungguh-sungguh bidang apa pun yang menjadi tugas<br />

dan tanggung-jawab beliau. Di Badan Litbangkes beliau bertugas<br />

di laboratorium yang juga melaksanakan kegiatan virologi<br />

influenza. Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman Bu<br />

Endang tentang influenza tidak perlu diragukan.<br />

Pada tahun 2006, ketika Dr. Siti Fadilah Supari menjabat<br />

Menteri <strong>Kesehatan</strong>, <strong>Ind</strong>onesia mempelopori perubahan atau<br />

reformasi tatanan Pandemic Influenza Preparedness: Sharing<br />

of Virus and Sharing of Vaccines and Other Benefits di lingkungan<br />

Organisasi <strong>Kesehatan</strong> Dunia (WHO). Reformasi ini dimaksudkan<br />

agar tatanan yang berlaku di WHO tidak merugikan negara<br />

berkembang dan agar menganut prinsip adil, transparan dan<br />

setara (fair, transparent, and equitable). Dalam negosiasi antara<br />

negara berkembang (yang dipelopori <strong>Ind</strong>onesia) dan negara<br />

maju (yang dipelopori Amerika Serikat) tentang reformasi<br />

tatanan tersebut, Bu Endang adalah negosiator Delegasi<br />

<strong>Ind</strong>onesia dalam aspek tehnis virologi Influenza. Beliau sangat<br />

disegani oleh delegasi negara-negara yang berpihak maupun<br />

yang berseberangan dengan <strong>Ind</strong>onesia. Negosiasi berlangsung<br />

alot dan untuk mencapai titik temu antara negara berkembang<br />

dan negara maju, WHO harus menyelenggarakan beberapa<br />

kali IGM (Inter Governmental Meeting) dan beberapa kali Open<br />

Ended Working Group (OEWG) di Jenewa sepanjang hampir lima<br />

tahun (2006-2011). Ada kejadian lucu dalam salah satu sidang<br />

OEWG di Jenewa. Ketika itu Bu Endang sebagai negosiator<br />

Delegasi <strong>Ind</strong>onesia bertahan pada posisi <strong>Ind</strong>onesia untuk bunyi<br />

suatu paragraf dalam draft MTA (Material Transfer Agreement).<br />

Sementara itu, pihak Amerika juga bertahan pada posisinya.<br />

Ketika waktu makan siang tiba, Delegasi Amerika Serikat<br />

mengusulkan agar sidang ditunda untuk istirahat makan siang.<br />

Bu Endang, segera mengangkat flag – isyarat minta bicara<br />

pada Ketua Sidang - dan sambil tersenyum beliau menyatakan<br />

bahwa <strong>Ind</strong>onesia dapat menyetujui usul Amerika untuk istirahat<br />

makan siang. Seluruh peserta sidang tertawa dan Ketua Sidang<br />

mengatakan : ”Inilah pertama kalinya Delegasi <strong>Ind</strong>onesia dan<br />

Delegasi Amerika dapat menyepakati sesuatu, yaitu sepakat<br />

untuk istirahat makan siang”.<br />

Untuk mewujudkan reformasi tatanan tersebut, <strong>Ind</strong>onesia<br />

bersama beberapa negara berkembang (like minded countries)<br />

harus berjuang keras dalam lima Sidang Majelis <strong>Kesehatan</strong><br />

Sedunia (World Health Assembly), yaitu tahun 2007, 2008, 2009,<br />

2010, dan 2011. Akhirnya, pada tahun 2011, sewaktu Bu Endang<br />

menjabat Menteri <strong>Kesehatan</strong>, perjuangan itu berhasil dengan<br />

sukses. Tatanan baru yang adil, transparan dan setara berhasil<br />

disepakati oleh seluruh negara anggota WHO dalam Sidang<br />

Majelis <strong>Kesehatan</strong> Sedunia ke-64 tahun 2011.<br />

Ketika Bu Endang menjabat Menteri <strong>Kesehatan</strong> (2009-2012),<br />

saya ditugasi membantu beliau sebagai Staf Khusus Menteri<br />

<strong>Kesehatan</strong>. Beliau melaksanakan tugas Menteri <strong>Kesehatan</strong><br />

dengan profesional, penuh dedikasi, dan dengan komitmen<br />

kuat. Hal ini tercermin dalam tag line beliau, yaitu : pro-rakyat,<br />

responsif, efektif, inklusif dan bersih. Dalam kesibukan sebagai<br />

Menteri <strong>Kesehatan</strong>, Beliau tetap membaca dengan teliti semua<br />

surat, dokumen, e-mail, dan SMS yang diajukan kepadanya.<br />

Bahkan beliau menandai dengan coretan jika dalam suatu<br />

dokumen ada salah ketik, salah ejaan, pilihan kata yang tidak<br />

tepat atau ada data atau informasi yang tidak masuk akal.<br />

Beliau bukan hanya membaca tetapi juga menilai akurasi data<br />

yang disajikan dalam dokumen yang diajukan staf. Beliau selalu<br />

memberikan umpan balik pada hasil pekerjaan staf disertai<br />

ucapan terima kasih. Umpan balik beliau dapat berupa pujian,<br />

kritik, atau teguran. Beliau mengarahkan agar semua surat, e-mail,<br />

sms dan telpon yang masuk ke Kementerian <strong>Kesehatan</strong> dari siapa<br />

pun harus direspons segera. Beliau sendiri bekerja cepat, semua<br />

berkas yang diajukan kepada beliau rata-rata sudah “turun”<br />

dalam waktu 1 X 24 jam. Dalam setiap rapat, diskusi, dan saat<br />

menerima staf atau tamu, beliau selalu mencatat sendiri hal-hal<br />

yang penting dalam buku catatan. Jika beliau mengikuti Sidang<br />

Kabinet, maka catatan beliau disampaikan kepada staf dalam<br />

Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) untuk ditindaklanjuti. Ada<br />

36

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!