610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Apalagi di dalam sebuah sistem demokrasi, kekuasaan<br />
seharusnya bersifat egaliter. Bukan sesuatu yang bersifat<br />
feodal, sehingga membuat orang yang memegang<br />
kekuasaan selalu diminta untuk dipuja-puji dan dihormati<br />
oleh rakyatnya.<br />
Kita bersyukur bahwa di tengah begitu banyaknya orang<br />
yang menjadikan kekuasaan sebagai segala-galanya, ada<br />
orang seperti Endang Rahayu yang melihat kekuasaan<br />
seperti apa adanya. Ia tahu bahwa di balik kehormatan dari<br />
sebuah kekuasaan itu ada tanggung jawab, noblesse oblige.<br />
Endang Rahayu mengajarkan kepada kita bahwa tidak<br />
bisa kita hanya mau menikmati kehormatan dari sebuah<br />
kekuasaan. Ketika tanggung jawab yang melekat pada<br />
kekuasaan itu tidak bisa dijalankan dengan baik, maka lebih<br />
baik kekuasaan itu dikembalikan agar bisa dijalankan oleh<br />
mereka yang lebih mampu.<br />
Kita sungguh memberikan penghormatan yang tinggi<br />
kepada Endang Rahayu yang telah memberikan<br />
pembelajaran yang luar biasa kepada bangsa ini. Ia telah<br />
menunjukkan diri sebagai pribadi yang tidak takut untuk<br />
kehilangan jabatannya.<br />
Teladan yang diberikan Endang Rahayu diharapkan bisa<br />
menular kepada lebih banyak warga bangsa ini. Terutama<br />
kepada mereka yang gila kepada kekuasaan dan mau<br />
menggadaikan harga dirinya demi sebuah jabatan.<br />
Bagi mereka kekuasaan dianggap sebagai status sosial yang<br />
bisa meningkatkan harkat mereka. Padahal bintang itu<br />
selalu ditaruh di pundak, agar kita sadar bahwa itu adalah<br />
beban yang harus dipikul. Apabila kita bisa menjalankan<br />
tugas dan tanggung jawab yang diberikan, baru kita akan<br />
bisa mendapatkan tanda kehormatan yang akan disematkan<br />
di dada. Itulah yang bisa membanggakan mereka yang<br />
menerimanya dan akan menaikkan status sosialnya.<br />
Status sosial itu bukanlah sesuatu yang harus dikejar, tetapi<br />
otomatis akan diberikan rakyat kepada pejabat yang telah bekerja<br />
dan memberikan yang terbaik untuk negara. Kehormatan itulah<br />
yang pantas kita berikan kepada Endang Rahayu yang selama<br />
tiga setengah tahun telah bekerja untuk negara, di tengah sakit<br />
yang ia derita.<br />
Endang Rahayu melupakan kesakitan pada dirinya, demi<br />
panggilan tugas negara. Ketika dirinya merasa tidak sanggup<br />
lagi untuk melaksanakan tugas, ia mengembalikan jabatan itu<br />
kepada negara. Sikapnya ini telah melahirkan tradisi baik bagi<br />
bangsa dan negara.<br />
Sosok Menkes<br />
Abadi di Mata Anggota<br />
Komisi IX<br />
Oleh: Agus Rahmat<br />
nasional - Jumat, 27 April 2012<br />
Mundurnya Menteri <strong>Kesehatan</strong> Endang Rahayu Sedyaningsih,<br />
membuat Komisi IX DPR kehilangan. Sebagai rekanan kerja,<br />
Endang dinilai kooperatif.<br />
Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi IX DPR Nova<br />
Riyanti Yusuf. Nova mengaku, Menkes Endang sangat brilian<br />
dan cerdas. “Saya merasa sangat kehilangan sosok cerdas yang<br />
open-minded seperti bu Menkes Endang. Karena beliau adalah<br />
Menteri yang mendukung RUU <strong>Kesehatan</strong> Jiwa,” kata Nova saat<br />
dihubungi, kamis (26/4/2012).<br />
Menurut anggota Fraksi Partai Demokrat ini, sosok Endang<br />
153