28.10.2014 Views

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

610.69 Ind d - Departemen Kesehatan Republik Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tahu, bagaimanapun canggihnya pengobatan, selalu ada efek<br />

samping dan “pain”nya. Hanya kami dan orang terdekatnya<br />

yang mengetahuinya. Saat itupun saya bertekad, untuk selalu<br />

mensupport, menemani, dan membahagiakan kakak saya<br />

sampai tiba waktunya.<br />

Ada sedikit yang ingin saya luruskan. Ketika media<br />

mengetahui tentang penyakit kakak Mbak Enny, media pun<br />

memberitakannya. Kakak saya menanggapi berita ini dengan<br />

tenang sambil bercanda dengan menyanyikan lagu 70-an “Dead<br />

Man Walking”. Sebenarnya yang dimaksud kakak saya adalah film<br />

“Dead Man Walking” yang dibintangi aktor Sean Penn. Di film itu<br />

Sean Penn dihukum mati, dan pada saat eksekusi, dia berjalan di<br />

sepanjang lorong dengan tangan dan kaki di rantai. Petugas sipir<br />

penjara lalu berteriak “Dead man walking” dan penghuni penjara<br />

semua berdiri di balik jeruji untuk melihat kepergian seorang<br />

narapidana yang akan dihukum mati.<br />

Banjaran Hadiwijaya<br />

Kami berdua, hobby menari. Dulu waktu papa masih menjabat<br />

rektor IKIP. Papa mengundang guru tari Jawa ke rumah untuk<br />

kami belajar. Sebelum berangkat ke Amerika, Mbak Enny juga<br />

belajar privat tari Bali. Saya seperti biasa, ikut.<br />

Tahun lalu, Mbak Enny mendapat tawaran untuk ikut menari<br />

“Banjaran Hadiwijaya”. Karena di situ juga bergabung Pak Joko<br />

Kirmanto (Menteri PU) dan istri, beberapa pejabat dan tokoh<br />

lain, serta penari dari Bharata, kakak saya pun tertarik. Kakak<br />

saya tadinya ragu mengajak saya karena tahu saya pakai jilbab.<br />

Ternyata, sahabat saya, Mita Hendro pun ikut menari disitu. Mita<br />

tanya ke Ibu Tinul, pengurus sanggar tari itu. Dia tanya, apakah<br />

Damar yang sudah pakai jilbab bisa ikut. Ibu Tinul pun dengan<br />

semangat mengatakan bisa. “Ibu Joko Kirmanto juga pakai<br />

jilbab, dan beliau akan menjadi salah satu istri raja dari Cina dan<br />

muslimah. Damar bisa menjadi dayangnya.” Berita itu pun saya<br />

sampaikan pada Mbak Enny. Mbak Enny senang mendengarnya<br />

karena jadi ada teman. Dan seperti biasanya, latihannya pun<br />

lebih keras dari saya hehe. Buat saya, selain karena saya senang<br />

menari, dan bangga bisa menari bersama para penari dari<br />

Bharata, inilah kesempatan saya untuk menyenangkan kakak<br />

saya, menemaninya menari. Akhirnya kakak saya tidak saja<br />

menari, tapi juga menembang<br />

Hari-hari Terakhir<br />

Pada saat minggu-minggu terakhir kakak saya harus masuk<br />

rumah sakit. Kami sebisa dan sesering mungkin menemaninya.<br />

Kami ajak ngobrol seperti biasa dan bercerita mengenai kabar<br />

terkini supaya tetap semangat. Kakak saya yang matanya sudah<br />

mulai susah melihat pun masih bekerja dan menjawab email dan<br />

BBM. Terkadang kakak saya hanya menebak saja huruf-huruf yang<br />

diketik, tapi saya periksa, yang diketik masih betul. Kalau sudah<br />

capek, Ari, anaknya yang paling tua, Sara, mantunya atau saya<br />

biasanya membantu menjawab. Kakak saya juga mendengarkan<br />

ayat-ayat suci Al Qur’an di Ipod. Tiap malam mba Iis datang untuk<br />

membantu mengetikkan buku “Untaian Garnet dalam hidupku”<br />

yang dilisankan oleh Mbak Enny. Saya dan mbak Linda suka ikut<br />

mendengar juga. Saya yakin, masih banyak sebenarnya yang<br />

ingin diceritakan oleh Mbak Enny.<br />

Sempat saya pergi seminggu keluar kota dan kaget sekali karena<br />

waktu saya bezoek, kakak saya sudah drop. Namun masih bisa<br />

mendengar dan bereaksi sedikit-sedikit. Pernah ibu Pretty<br />

membacakan syahadat hanya “Asyhadu allaa ilaaha illallah,“<br />

kakak saya melambaikan tangan menyatakan tidak setuju dan<br />

ketika ibu Pretty mengucapkan “Asyhadu allaa ilaaha illallah<br />

wa asyhadu anna muhammaddar rosuulullaah,” kakak saya pun<br />

mengangguk. Pengunjung pun kami kurangi dan kami jaga<br />

ketat. Kami berterima kasih sekali kepada Ibu Pretty yang setia<br />

menemani kakak saya, dan Ibu Sekjen serta para esselon 1 yang<br />

selalu mensupport kami. Saya mohon maaf kalau ada keluarga<br />

atau para sahabat yang tersinggung saya larang untuk masuk.<br />

Dibandingkan Mbak Linda dan Mas Renny, memang saya yang<br />

paling keras melarang. Saya ingin kakak saya dikenang ketika<br />

saat terlihat sehat saja.<br />

67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!