11.07.2015 Views

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong>: Pengalaman dari Lapangan | 117rumusan hasil dari pertemuan-pertemuan yang berupa konsep-konsep dapatdiaplikasikan di tingkat praktis, dibentuk Forum Koordinasi di tingkat kecamatanyang beri nama Forum Koordinasi Antar Warga Zona Desa Penyangga (FKWAD)TN Meru Betiri, yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kecamatan No. 03:Tahun 1998.Anggota Forum Koordinasi terdiri atas seluruh instansi terkait di jajaran tingkatkabupaten. Anggota di tingkat kecamatan diisi oleh instansi terkait di kecamatanditambah wakil-wakil kelompok masyarakat lokal dan para kepala desa.Dari 7 Hektar Menjadi 4.000 HektarKeberhasilan mengembangkan demplot tujuh (7) hektar tersebut telahmendorong pihak pengelola TN Meru Betiri memperbarui kebijakan denganmengakomodasi dan mengintegrasikan kepentingan masyarakat dalampengelolaan TN Meru Betiri dalam skala lebih luas. Perubahan kebijakanini tidak dapat dilepaskan dari momentum reformasi yang ditandai denganjatuhnya Soeharto pada 21 Mei 1998. Namun masa transisi dari Orde Baruke Orde Reformasi menciptakan ketidakstabilan politik dan krisis ekonomiyang menyebabkan terjadinya huru-hura di Jakarta hingga ke sejumlah daerah,termasuk Jember. Di antara sekian dampak negatif yang ditimbulkan adalahterjadinya fenomena open access resources atau penjarahan terbuka terhadapsumberdaya hutan di seluruh penjuru negeri, termasuk di TN Meru Betiri.Sejak 24 Mei 1999, model demplot agroforestry 7 hektar dijadikan sebagaikonsep untuk mewujudkan perubahan kebijakan. Melalui pengembanganprogram rehabilitasi lahan kritis dengan tanaman obat bersama masyarakat danpara pihak. Melalui sistem agroforestry, lahan kritis tersebut dihijaukan kembalioleh masyarakat. Di kawasan tersebut, penduduk menanam beragam tanamankehutanan berupa tanaman obat dan tanaman multiguna lainnya. Sepertikemiri, kluwek, kedawung, petai, nangka, sukun, joho lawe, joho keling sebagaiinsentif jangka panjang. Di sela tanaman kehutanan, masyarakat menanamtanaman tumpangsari, seperti jagung, padi, kedelai, kacang tanah sebagai insentifjangka pendek.Kini lahan yang direhabilitasi telah mencapai 4.000 hektar. Program rehabilitasikawasan ini melibatkan sekitar 3.556 KK, yang terbagi ke dalam 108 kelompok

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!