11.07.2015 Views

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong>: Pengalaman dari Lapangan | 5Lokasi Hutan Adat yang menjadi Laboratorium KM ini dilakukan di duakawasan, yaitu Hutan Adat Koto dan Hutan Adat Nasinoah. Hutan AdatKoto di Kecamatan Boking dengan luas sekitar 100 ha. Lokasi ini diawasidan dikelola oleh komunitas masyarakat adat Keluarga Banunaek. Hutan initerletak di Desa Boking, sekitar 70 kilometer dari So’e, ibukota TTS. Luas desadiperkirakan 12 kilometer persegi. Bagian timur berbatasan dengan Sungai Fofo,Desa Leonmeni. Bagian barat dengan Sungai Meno, Desa Nunkolo. Sebelahutara dengan Desa Nano. Sebelah selatan dengan laut. Vegetasi di hutan inisemak belukar dan pepohonan, seperti kayu merah, kapok hutan, jambu air, danpepohonan lainnya. Satwa yang hidup di dalamnya adalah rusa, sapi hutan, babihutan, ayam hutan, kakatua, monyet, burung-burung termasuk kakatua sebagaisalah satu jenis burung endemik Timor, dan banyak lagi. Jumlah penduduksekitar 595 Kepala Keluarga, terdiri dari 1.999 jiwa. Laki-laki 952 dan 1.047perempuan. Penerima Raskin, 239 RTS (Rumah Tangga Miskin). Sebagianmasyarakat mendapatkan sumber penghasilan dari laut, pertanian berupajagung, ubi, pisang, dan kelapa. Dari perkebunan berupa kelapa dan asam.Fungsi Hutan Adat Koto yang selama ini dirasakan, yaitu sebagai penyedia airminum dan suplai mata air untuk sungai Meno. Air dari Hutan Adat Kotoselama ini digunakan untuk peternakan, pertanian, dan sebagainya. Terdapatsalah satu mata air dengan debit air yang cukup besar, membentuk sungaikecil. Di dalamnya hidup udang, ikan, belut, dan sebagainya. Ada juga satubinatang sejenis kura-kura yang belakangnya berduri. Binatang ini secara adatdiyakini sebagai pelindung mata air dan Hutan Adat Koto. Tanaman ekonomisyang tumbuh di dalamnya antara lain cendana, asam, kemiri, papi (semacamcendana), dan sebagainya. Selama ini buah-buahan atau hasil hutan yang bolehdipetik adalah asam, buah-buahan musiman lainnya, dan kayu api. Hasil hutanberupa kayu tidak boleh diambil, kecuali atas izin ketua adat.Hutan Adat Nasinoah di Kecamatan Mollo Selatan memiliki luas sekitar 400ha. Kawasan hutan ini diawasi dan dikelola oleh komunitas masyarakat adatKeluarga Mella. Hutan ini terletak di Desa Biloto 7 km dari So’e. Di lokasiini juga terdapat hutan adat sekitar 5.000 ha yang dikelola oleh lembaga adatyang sama, yaitu Hutan Adat Taisu. Hutan adat seluas 5.000 ha ini mencakupDesa Biloto sebagai desa induk, dan Desa Bikekneno sebagai desa pemekaran.Bagian timur berbatasan dengan Desa Kesetnana dan Noebila. Bagian baratjuga berbatasan dengan Desa Tuasene, Kecamatan Molo Barat. Selatan dengan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!