Kolaborasi di Desa Segati:Menyelesaikan Konflik,Melahirkan HarapanOleh: Aiden Yusti dan Mangarah Silalahi 7Sebuah program kemitraan pengelolaan kawasan konservasi sedangberlangsung di areal konsesi perusahaan di Desa Segati, KecamatanLanggam, Kabupaten Pelalawan, Riau. <strong>Kemitraan</strong> ini merupakan proses panjanguntuk menyamakan tiga pihak yang berbeda pandangan dan kepentinganmenjadi satu pemahaman untuk mengelola sumberdaya hutan yang lestari.Program jangka panjang ini melibatkan PT Riau Andalan Pulp and Paper(PT RAPP), Forum Komunikasi <strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong> (FKKM) Riau, danmasyarakat di Desa Segati.Selain menceritakan tentang profil Segati ditinjau dari aspek sosial budaya,ekonomi, potensi keragaman hayati dan keunikannya, tulisan ini menguraikanproses dan pengalaman kolaborasi pengelolaan hutan yang diawali denganmembangun kepercayaan, pembentukan Lembaga Konservasi Desa (LKD),implementasi, monitoring dan evaluasi, hingga harapan dan tantanganke depan.Walaupun terjadi kesenjangan program yang didukung oleh berbagai pihak,pembelajaran membangun kelembagaan LKD tidak hanya berkutat padapengelolaan kolaborasi kawasan konservasi. Namun tetapi juga menjadimotor utama penggerak pembangunan Desa Segati. Bahkan, sampai akhir2010 telah terbentuk 11 LKD yang diinisiasi oleh PT. RAPP di sekitaroperasional perusahaan.7 Aiden Yusti adalah Sekretaris Eksekutif Wilayah (Sekwil) FKKM Riau2008-sekarang, dan Mangarah Silalahi adalah Sekwil FKKM Riau 2005-2008
86 | Bunga Rampai <strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong> 2011Segati dan PenduduknyaSegati adalah desa hutan yang terletak di daerah aliran sungai (DAS) Kampardan sub-DAS Segati. Nama Segati adalah inspirasi pemberian nama dari sungatSegati tersebut. Desa Segati terdiri dari tiga dusun yaitu, Segati Kampung Lama(Segati Dalam), Segati Simpang Empat (Segati Luar), dan Tasik Indah.Ketika belum ada perusahaan yang dibangun dan beroperasi, penghuni Segatihomogen, yaitu suku adat Petalangan berpuak-puak yang seluruhnya menganutagama Islam. Pada zaman Kerajaan Pagaruyung dan Kesultanan Kampar-Pelalawan, warga setempat telah menjalin hubungan dagang dan sosial denganwarga dari suku lain, khususnya Minangkabau, melalui jalur Sungai Kampar.Namun Segati kian beragam di era 1980an ketika para pendatang dari tanahBatak, Nias, Jawa dan lain-lain, mulai masuk ke desa ini dan bekerja di sektorkehutanan maupun perkebunan.Saat ini para pendatang umumnya bekerja sebagai buruh harian lepas (BHL) dibeberapa perusahaan, baik di bidang hutan tanaman maupun perkebunan sawit.Diantaranya: PT RAPP, PT Agrita Sari, PT Raja Garuda Mas, PT Cempaka danperusahaan lain. Tak dapat dipungkiri, kekayaan sumberdaya alam di Segati,yang didukung kondisi geografis dan letaknya yang strategis, menjadi rebutanbanyak pihak.Desa Segati juga berbatasan dengan desa-desa Kabupaten Kuantan Singingi(Kuansing) dan Kabupaten Kampar. Di sebelah utara terdapat Desa Sotol dansebelah selatan ada Desa Situgal. Sementara di sebelah barat terdapat DesaLangkan, Kabupaten Kuansing, dan di sisi Timur ada Desa Rantau Kasih,Kabupaten Kampar. Segati ibarat putri cantik dan jelita, karena ia memilikitopografi yang datar, sebagian kecil ada rawa gambut, dan sebagian besar adapodsolik merah kuning dengan tipe iklim A (Smith dan Ferguson). Sehinggatanah dan kawasan ini sangat cocok untuk tanaman jangka panjang, sepertikaret, kelapa sawit dan akasia.Penduduk Desa Segati saat ini berjumlah sekitar 3.362 jiwa yang terdiri dari724 KK. Dari total populasi itu, laki-laki berjumlah 1.753 jiwa (52,14%),sedangkan perempuan 1.609 jiwa (47,86 %). Penduduk Segati rata-rataberpendidikan rendah, umumnya hanya tamat SD atau SMP. Sedikit yangmampu menyelesaikan pendidikan hingga SMU dan perguruan tinggi.