11.07.2015 Views

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong>: Pengalaman dari Lapangan | 129Menjelang tahun 2000, nilai jual kopi cukup tinggi, mencapai Rp 15.000per kilo. Namun tingginya harga komoditas ini justru membuat masyarakatmerasa tidak aman. Pungutan liar (pungli) dari hasil panen kopi merajalela,bahkan dilakukan oknum aparat pemerintah. Lewat pungutan-pungutan liar,seolah kekeliruan yang telah dilakukan masyarakat di kawasan hutan itu telahmendapat izin dan pengakuan dari pemerintah.Tim dari Watala, sebuah LSM di Lampung yang bergerak di bidang lingkungandan kehutanan, kemudian mendatangi petani di Pekon Rigis Jaya. Timini bertujuan mendampingi masyarakat untuk memperoleh pengakuanhak pengelolaan hutan. Watala membuat pertemuan bersama warga danmembahas peluang pemberdayaan masyarakat untuk mengelola hutan. Modelpengelolaan yang ditawarkan adalah pengelolaan hutan melalui skema HutanKemasyarakatan (Hkm).Awal Agustus 2000, difasilitasi oleh Watala dan ICRAF, sebuah lembagapenelitian internasional untuk isu agroforestri, sebelas orang perwakilanmasyarakat Pekon Rigis Jaya melakukan studi banding ke Kelompok Pengeloladan Pelestari Hutan (KPPH) Talang Mulya di Taman Hutan Raya Wan AbdulRachman yang berada di Register 19 Gunung Betung. Sejak tahun 2000,KPPH Talang Mulya telah mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan HutanKemasyarakatan (IUPHKm) yang berlaku selama tiga tahun dari Kanwil<strong>Kehutanan</strong> Provinsi Lampung. Sebelumnya di wilayah tersebut, KPPH SumberAgung telah mendapat izin yang sama pada 1999 selama lima tahun olehMenteri <strong>Kehutanan</strong> (Menhut).Sebelas orang itu kemudian melakukan sosialisasi atas hasil belajar dan studibanding mereka ke penduduk di Pekon Rigis Jaya, baik melalui kegiatankeagamaan, pengajian, maupun mendatangi rumah-rumah penduduk. Merekamenjelaskan soal pentingnya untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintahatas pengelolaan hutan. Sosialisasi mereka mendapat sambutan baik dariwarga pekon. Tak lama kemudian, warga membentuk kelompok pada Agustus2000 yang diberi nama Kelompok <strong>Masyarakat</strong> Peduli Hutan (KMPH) RigisJaya II dengan sub kelompok yang terdiri dari Rigis Atas dan Rigis Bawah.Pendampingan untuk penguatan kelembagaan kelompok HKm juga dilakukanLSM Watala atas dukungan dari Ford Foundation, bekerjasama dengan lembagapeneliti ICRAF.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!