11.07.2015 Views

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong>: Pengalaman dari Lapangan | 47Mukim sebagai pemimpin adat tetap dihormati. Demikian juga dengankeberadaan lembaga adat seperti Panglima Uteun, Panglima Laot, PetuaSeunebouk dan lain-lain yang masih berlaku. Aturan adat dalam pengelolaansumberdaya alam juga masih dipraktikkan.Masa Reformasi. Keberadaan Mukim sebagai lembaga adat kembalidiakui dengan berlakunya Undang-Undang No. 44 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi DaerahIstimewa Aceh yang menjadi dasar terbitnya Qanun No. 4 Tahun 2003tenang Pemerintahan Mukim dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Dalam qanun ini Mukim diposisikan sebagai Lembaga Pemerintahan danLembaga Adat.Masa Pasca MoU Helsinki. Setelah perjanjian damai antara Gerakan AcehMerdeka dan Pemerintah RI, pemerintah pusat dan DPR menerbitkan undangundangyang mengatur pemerintahan baru di Aceh, yaitu Undang-UndangNo. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Undang-undang ini kembalimenegaskan pengakuan yang kuat terhadap lembaga Mukim sebagai lembagaPemerintahan dan Lembaga Adat.Dengan adanya pengakuan Mukim sebagai lembaga adat, maka Mukimmemiliki hak adat atau hak ulayat. Oleh karenanya perlu dilakukan upayauntuk mendapatkan pengakuan kembali Hutan Ulayat Mukim sebagaihak adatnya.Mukim sebagai pemangku adat di Aceh dalam pengelolaan sumberdaya alamsepanjang sejarahnya memiliki kelembagaan adat yang jelas. Pemanfaatandan pengelolaan hutan diatur oleh Panglima Uteun, laut oleh Panglima Laot,pelabuhan oleh Syahbandar, Kebun oleh Peutua Seunebok, sawah oleh KejruenBlang, pasar oleh Arya Peukan dan sungai oleh Pawang Krueng.Dalam sistem Mukim, seorang Imeum Mukim adalah tokoh yang sangatdihormati, baik sebagai pemimpin agama, penyelesaian sengketa dan menjadimediator selama konflik. Kuatnya nilai adat, tradisi dan adat-istiadat yangberkembang di masyarakat tercermin dari tetap terjaganya nilai-nilai adat yangberkaitan dengan hutan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!