11.07.2015 Views

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

Membangun Kemitraan, Mengembangkan Kehutanan Masyarakat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kehutanan</strong> <strong>Masyarakat</strong>: Pengalaman dari Lapangan | 31sejarah, perang antar suku dan antar sub-suku Dayak kerap terjadi. Perang inimemperebutkan kepala manusia. Peristiwa ini dikenal dengan “ngayau”, sebuahtradisi perburuan terhadap kepala manusia. Kepala manusia digunakan sebagaisyarat dalam pelaksanaan ritual “notokng”. Upacara adat ini diadakan sebagaiungkapan rasa syukur atas hasil.Kepala manusia juga menjadi syarat bagi kaum muda dalam suku ini yangingin menikah. Seorang pemuda telah dianggap layak berumah tangga apabilamemiliki kepala hasil perjuangan sendiri. Ketika seorang pemuda sudah berhasildalam mengayau, artinya ia sudah mempunyai tanggungjawab terhadapkeluarga, bisa melindungi keluarga. Sebab, untuk menjaga keluarga dibutuhkankeberanian. Ngayau juga menunjukan kekuasaan atau kedaulatan kepadasuku lain.Namun, perang suku ini kerap memaksa suku Kodatn meninggalkanperkampungan dan mencari tempat hunian baru. Beberapa bekasperkampungan tersebut kini menjadi tanda perjalanan sejarah, yang ditemukandalam bentuk tembawang. Menurur sejarah, penduduk Kodatn datang danmenghuni tembawang Sebiau. Lalu mereka ke tembawang Soba, ke TembawangSoju, pindah ke Tembawang Enturok. Dari Enturok pindah lagi. Namun kaliini ada dua kelompok menyebar di dua tempat. Kelompok terbanyak pindahke Tembawang Nyandang. Satu kepala keluarga pindah ke Tembawang Sanjan,pindah lagi ke Ompuk Somu (Kampung atas), terakhir di tempat sekarang ini.Hutan Tembawang sebagai Sumber KehidupanTradisi ngayau berhenti setelah ada kesepakatan damai di Tumbang AnoiKalimantan Tengah pada tahun 1894. Saat itu semua perwakilan suku Dayakyang gagah perkasa membuat perjanjian damai. Pertemuan ini terjadi atascampur tangan Pemerintah Hindia Belanda. Warga suku Kodatn mulai menetapdalam satu wilayah dan mengelola kawasan hutan sebagai sumber kehidupan.Hutan adalah warisan budaya untuk generasi suku Kodatn. Hutan dikeloladengan kearifan lokal, tidak dengan teknologi modern. Sehingga nilai-nilailuhur dapat diwariskan, terutama kecintaan terhadap alam.Selain menjaga kawasan hutan yang sudah ada, para leluhur dan masyarakatadat berinisiatif membuat kawasan hutan baru. Proses pembuatan hutan versi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!