PT Summarecon Agung Tbk | Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PT Summarecon Agung Tbk | Laporan Tahunan 2010 Annual Report
PT Summarecon Agung Tbk | Laporan Tahunan 2010 Annual Report
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>PT</strong> SUMMARECON AGUNG <strong>Tbk</strong> DAN ANAK PERUSAHAAN<br />
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI<br />
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember <strong>2010</strong> dan 2009<br />
(Disajikan dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan lain)<br />
19. PERPAJAKAN (lanjutan)<br />
h. Lainnya (lanjutan)<br />
Pada tanggal 4 November 2008, Presiden Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi<br />
Manusia menandatangani Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2008 (“PP 71/2008”) tentang<br />
“perubahan ketiga atas PP No. 48/1994 tentang pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan<br />
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan”. Peraturan ini mengatur penghasilan wajib<br />
pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan akan dikenakan<br />
pajak yang bersifat final efektif tanggal 1 Januari 2009.<br />
Berdasarkan perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2008 menghasilkan tagihan<br />
restitusi pajak penghasilan Perusahaan dan Anak Perusahaan masing-masing sebesar<br />
Rp2.383.775 dan Rp8.064.215.<br />
Pada bulan Januari 2009, Perusahaan menerima STP tanggal 21 Januari 2009 dari Kantor Pajak<br />
sebesar Rp2.156.299 yang dikenakan pajak tambahan dan denda yang berkaitan dengan<br />
pembayaran pajak penghasilan pasal 25 untuk tahun fiskal 2008. Jumlah ini telah dibayar oleh<br />
Perusahaan pada tanggal 6 Oktober 2009. Perusahaan mengajukan keberatan atas STP tersebut.<br />
Pada tanggal 16 Maret 2011, Kantor Pajak belum memberikan keputusan apapun terhadap<br />
masalah tersebut.<br />
Pada tanggal 6 Oktober <strong>2010</strong>, Kantor Pajak mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar<br />
(SKPKB) No 00018/206/08/054/10 kepada SCK yang berhubungan dengan tahun 2008 pajak<br />
penghasilan badan, yang mengurangi kelebihan pembayaran sebesar Rp4.540.074 (termasuk<br />
denda pajak sebesar Rp82.935) menjadi kurang bayar Rp986.792. Perusahaan mengajukan<br />
keberatan atas SKPKB di atas. Pada tanggal 16 Maret 2011, Kantor Pajak belum memberikan<br />
keputusan apapun terhadap masalah tersebut.<br />
Pada tanggal 27 April <strong>2010</strong>, Kantor Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar<br />
No.00046/406/08/415/10 untuk Anak Perusahaan, yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan<br />
Badan tahun 2008, yang mengurangi tagihan restitusi pajak dari Rp7.712.443 menjadi<br />
Rp4.879.131 (setelah mempertimbangkan denda dan bunga pajak sebesar Rp631.383). Sisa yang<br />
tidak disetujui sebesar Rp2.958.137 dibebankan pada kegiatan operasi tahun <strong>2010</strong>.<br />
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan belum<br />
menyampaikan pajak penghasilan badan tahun <strong>2010</strong> kepada Kantor Pajak. Manajemen<br />
Perusahaan menyatakan bahwa pajak penghasilan badan tahun <strong>2010</strong> akan dilaporkan<br />
berdasarkan perhitungan di atas.<br />
20. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA<br />
Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh<br />
karyawan yang memenuhi persyaratan. Sampai dengan bulan Januari 2006, iuran Perusahaan untuk<br />
dana pensiun dihitung sebesar 1% dari penghasilan dasar pensiun karyawan, sementara itu iuran<br />
bulanan karyawan besarnya sama dengan 2,5% dari penghasilan dasar pensiun karyawan.<br />
Perusahaan juga mendaftarkan karyawan yang memenuhi persyaratan pada Program Pensiun<br />
Manulife (MPP) sebagai tambahan program pensiun. Program pensiun tersebut dikelola oleh Dana<br />
Pensiun Lembaga Keuangan Manulife Indonesia (DPLK), yang pendiriannya telah memperoleh<br />
persetujuan dari Menteri Keuangan pada tanggal 17 Juni 2002. Mulai bulan Februari 2006, Perusahaan<br />
telah memberhentikan sementara iurannya kepada DPLK dan MPP karena kecukupan dana untuk<br />
membayar penarikan dalam jumlah besar. Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan tambahan<br />
minimal imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret<br />
2003 (UU Tenaga Kerja No. 13). Tambahan manfaat imbalan kerja sesuai UU Tenaga Kerja No. 13<br />
tidak didanai.<br />
49