You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Bab 9 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Islam di Indonesia<br />
Sunan Gresik. Wali Sanga menyebarkan ajaran agama Islam<br />
dengan cara damai. Masyarakat banyak yang mengikuti ajaran<br />
agama Islam. Peninggalan budaya yang masih ada hingga sekarang<br />
salah satunya adalah sekaten di Surakarta dan Yogyakarta. Kata<br />
“sekaten” berasal dari sahadatin yang berarti mengucapkan dua<br />
kalimat syahadat sebagai syarat untuk masuk agama Islam.<br />
Gambar 9.7 Wali Sanga<br />
b. Dipati Unus<br />
Dipati Unus memerintah pada 1518 - 1521. Perjuangan Dipati<br />
Unus dimulai dengan menyerang Portugis di Malaka. Penyerangan<br />
dilakukan dengan menggunakan puluhan kapal dan ribuan prajurit.<br />
Penyerangan dilakukan ke arah utara. Oleh karena itu, Dipati Unus<br />
dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Dipati Unus wafat<br />
pada tahun 1521.<br />
c. Pangeran Trenggono<br />
Pangeran Trenggono memerintah pada 1521 - 1546. Setelah<br />
menjadi raja, beliau bergelar Sultan Trenggono. Sultan Trenggono<br />
berhasil membawa Kerajaan Demak menjadi yang kuat dan luas. Hal<br />
ini terbukti dengan kedatangan seorang ulama dari Pasai bernama<br />
Fatahillah. Fatahillah memperkuat armada angkatan perang Kerajaan<br />
Demak. Fatahillah kemudian menjadi adik ipar Sultan Trenggono.<br />
Pada tahun 1546, Sultan Trenggono memperluas wilayah ke arah<br />
Timur (daerah Blambangan). Namun, dalam pertempuran itu sultan<br />
Trenggono gugur. Sepeninggalan Sultan Trenggono terjadi perebutan<br />
kekuasaan. Perebutan kekuasaan terjadi antara adik Sultan Trenggono,<br />
Pangeran Sekar dengan anak Sultan Trenggono, Pangeran Prawoto.<br />
Dalam pertempuran itu, Pangeran Sekar meninggal di tepi sungai<br />
sehingga disebut Pangeran Seda Lepen. Arya Penangsang, anak<br />
Sumber: image.google.com<br />
139