02.07.2013 Views

Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sumber: image.google.com Sumber: image.google.com<br />

Sumber: image.google.com<br />

Gambar 10.4<br />

Christina Martha Tiahahu<br />

Gambar 10.5<br />

Tuanku Imam Bonjol<br />

Gambar 10.6<br />

Pangeran Diponegoro<br />

Bab 10 | Perkembangan Masyarakat pada Masa Kolonial<br />

Pattimura beserta para pemimpin lainnya dapat ditangkap Belanda.<br />

Pada 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di Kota Ambon.<br />

Dalam perang Maluku dikenal pula pahlawan wanita Christina Martha<br />

Tiahahu dan sering dijuluki Mutiara dari Timur, yang ikut berjuang<br />

melawan Belanda sekalipun usianya masih muda dan wafat 1 Januari<br />

1818, dalam pengasingan (pembuangan) di Pulau Jawa.<br />

2. Perlawanan Tuanku Imam Bonjol<br />

Di Minangkabau Sumatra Barat pada abad ke-19 terjadi<br />

perselisihan kaum Paderi dengan kaum adat. Kaum Paderi, yaitu kaum<br />

pemeluk agama Islam yang tidak dipengaruhi oleh adat kebiasaan.<br />

Sedangkan, kaum adat adalah para pemeluk Islam yang banyak<br />

dipengaruhi oleh adat kebiasaan yang kurang baik, misalnya berjudi,<br />

menyabung ayam, dan lain-lain.<br />

Dalam perjuangannya, Tuanku Imam Bonjol dibantu oleh Tuanku<br />

Ranceh, Tuanku Nan Cerdik, dan Tuanku Nan Peasaman. Pada 1821<br />

Belanda ikut campur tangan dan membantu kaum adat. Belanda<br />

menyerbu Tanah Datar pada 1822 dengan menggunakan siasat<br />

benteng, misalnya Benteng Fort de Kock di Bukit Tinggi. Karena kalah<br />

persenjataannya kaum paderi mundur.<br />

Setelah peperangan yang cukup lama, maka 1832 Belanda dapat<br />

menguasai Bonjol. Kaum adat menyadari bahwa bantuan Belanda<br />

hanya siasat “adu domba”, sebenarnya Belanda ingin menguasai<br />

Minangkabau.<br />

Pada 1837, Belanda kembali meningkatkan penyerangannya ke<br />

Bonjol di bawah pimpinan Letnan Kolonel Micheels. Bonjol jatuh ke<br />

tangan Belanda, karena serangan tidak seimbang, namun Tuanku Imam<br />

Bonjol berhasil melarikan diri.<br />

Pada 28 Oktober 1837 Belanda mengundang Tuanku Imam bonjol<br />

untuk berunding. Kemudian, Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan<br />

ke Cianjur. Pada 1839 Imam Bonjol dipindahkan ke Ambon kemudian<br />

Minahasa sampai wafatnya, yaitu tahun 1864.<br />

3. Pangeran Diponegoro (1825-1830)<br />

Putra Sultan Hamengkubuwono III yang lahir pada 11 November<br />

1785 diberi nama Raden Mas Ontowiryo. Kemudian dikenal dengan<br />

nama Pangeran Diponegoro. Sejak kecil beliau diasuh oleh Ratu Ageng,<br />

janda Hamengkubuwono I.<br />

Pangeran Diponegoro sangat sedih melihat penderitaan rakyat<br />

saat itu. Tanah-tanah rakyat diambil untuk dijadikan perkebunan<br />

Belanda. Kebencian Pangeran Diponegoro tambah memuncak setelah<br />

tahu Belanda mematok tanah leluhurnya untuk dijadikan jalan antara<br />

Magelang-Tegalrejo. Bersama rakyat, Pangeran Diponegoro mencabuti<br />

151

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!