Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
patok-patok itu dan diganti dengan tombak. Atas tindakan Pangeran<br />
Diponegoro, Belanda marah, dan ini menandakan tantangan<br />
perang.<br />
Perang Diponegoro terjadi pada 12 Juli 1825 dan berakhir pada<br />
1830. Sebab-sebab terjadinya perang, yaitu:<br />
1) Masuknya pengaruh barat dalam lingkungan keraton, misalnya<br />
minuman-minuman keras.<br />
2) Belanda akan mempersempit kekuasaan raja-raja.<br />
3) Rakyat menderita akibat tingginya pajak dan kerja paksa.<br />
Dalam perlawanannya melawan Belanda, Pangeran Diponegoro<br />
dibantu oleh Pangeran Mangku Bumi, Kyai Maja, Pangeran Sentot<br />
Alibasyah Prawirodirjo dari kalangan muda. Pangeran Diponegoro<br />
dalam peperangannya menggunakan sistem gerilya. Sedangkan,<br />
Belanda menggunakan sistem Benteng Stelsel.<br />
Pangeran Diponegoro juga disebut sebagai pahlawan dari Gua<br />
Selarong karena sesampainya di Selarong ia bertapa di gua tersebut.<br />
Dalam peperangan tersebut banyak pasukan Belanda yang tewas.<br />
Akibat Belanda sering mengalami kekalahan dan perang berlangsung<br />
lama, maka banyak memakan biaya perang.<br />
Untuk menghentikan peperangan itu Belanda mengeluarkan<br />
siasat, yaitu:<br />
a. Belanda mengembalikan Sultan Hamengkubuwono II (kakak<br />
Pangeran Diponegoro) yang dibuang ke Penang oleh Raffles.<br />
Akan tetapi, usaha itu tidak berhasil karena Diponegoro tetap<br />
melanjutkan peperangan.<br />
b. Belanda akan memberi hadiah sebesar 50.000 Gulden kepada<br />
siapa saja yang bisa menangkap Pangeran Diponegoro.<br />
c. Belanda menangkap Kencono Wungu (Ibu Pangeran Dipo-negoro),<br />
tetapi juga tidak menyurutkan semangat perangnya, usaha itu juga<br />
tidak berhasil.<br />
Setelah peperangan berlangsung selama tiga tahun, Kyai Maja<br />
dan Sentot Alibasyah tertangkap. Akan tetapi, Pangeran Diponegoro<br />
tetap semangat melanjutnya peperangan untuk mengusir Belanda dari<br />
tanah Jawa.<br />
Dengan tipu daya, Belanda mengajak Pangeran Diponegoro<br />
berunding. Perundingan itu diadakan di Magelang di rumah seorang<br />
residen. Bila perundingan itu gagal, Pangeran Diponegoro boleh<br />
kembali ke tempatnya. Pada 18 Maret 1830 perundingan dimulai,<br />
Belanda dipimpin oleh Jenderal De Kock panglima perang Belanda.<br />
Akan tetapi, Pangeran Diponegoro malah ditangkap dan dibuang ke<br />
Manado, kemudian dipindahkan ke Makasar sampai wafatnya pada 8<br />
Januari 1855.<br />
152 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII