Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
“ Hidup dengan cara<br />
nomaden (berpindahpindah)<br />
bukanlah hal<br />
yang mudah karena<br />
selalu membutuhkan<br />
penyesuaian terhadap<br />
lingkungan yang baru.<br />
Akibatnya, segala<br />
sesuatunya harus<br />
dimulai dari awal.<br />
“<br />
serta digunakan untuk menangkap ikan.<br />
Bab 2 | Kehidupan pada Masa Prasejarah di Indonesia<br />
Kehidupan manusia purba pada masa ini kebanyakan dengan cara<br />
berkelompok dan tinggal di gua-gua yang dekat dengan sungai atau<br />
sekitar pantai. Gua yang banyak digunakan adalah gua yang bagian<br />
atasnya terlindung oleh karang atau disebut juga abris sous roche.<br />
Peninggalan artefak kehidupan dalam gua ini ditemukan oleh Van<br />
Stein Callenfels di gua Lawa dekat Sampung (Ponorogo dan Madiun)<br />
pada 1928 dan 1931. Sedangkan, artefak yang ditemukan berupa<br />
ujung panah, batu-batu kecil yang indah (flakes), batu-batu penggilingan,<br />
kapak batu, alat dari tulang, dan tanduk rusa.<br />
Selain itu, terdapat juga peninggalan-peninggalan seni lukis yang<br />
terdapat di dalam gua Leang-Leang di Provinsi Sulawesi Selatan.<br />
Lukisan tersebut menggambarkan perjuangan hidup manusia pada<br />
masa berburu dan mengumpulkan makanan. Pada lukisan tersebut<br />
tertera tangan manusia dan binatang dengan cat merah.<br />
Sedangkan, kehidupan manusia purba yang tinggal di pantai atau<br />
tepi sungai di pedalaman, jenis makanan mereka berbeda antara yang<br />
hidup di pantai dengan mereka yang hidup di pedalaman. Akibatnya,<br />
artefak yang mereka gunakan dengan sendirinya berbeda.<br />
Mereka yang tinggal di pantai meninggalkan sampah-sampah<br />
dapur atau kjokkenmoddinger. Fosil ini terbentuk dari sisa-sisa makanan<br />
kulit kerang dan tulang ikan yang menggunung di tepi pantai dan<br />
tersebar hampir di sepanjang pantai Sumatra Timur.<br />
2. Masa Bercocok Tanam<br />
Manusia dengan kelebihan yang dimiliki akan berupaya untuk<br />
mengolah alam ini dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk<br />
yang terjadi pada jenis manusia purba yang menginginkan hidupnya<br />
tetap tanpa nomaden.<br />
Hidup dengan cara nomaden (berpindah-pindah) bukanlah<br />
hal yang mudah karena selalu membutuhkan penyesuaian terhadap<br />
lingkungan yang baru. Akibatnya, segala sesuatunya harus dimulai<br />
dari awal.<br />
Sekalipun kehidupan manusia purba masih primitif, tapi dengan<br />
akalnya mereka berpikir untuk masa depan kehidupannya. Sehingga<br />
terjadilah perubahan dari tradisi food gathering (mengumpulkan<br />
makanan) menjadi food producing (menghasilkan makanan). Mereka<br />
sudah tidak tergantung lagi pada alam. Mereka sudah berusaha untuk<br />
menghasilkan makanan sendiri dengan bercocok tanam dan beternak.<br />
Adapun jenis makanan yang diusahakan, antara lain: jagung, padi,<br />
keladi, sukun, pisang, dan ketela.<br />
Itulah manusia dengan kesempurnaan akal dan budinya, mereka<br />
21