02.07.2013 Views

Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2) Frans Van de Patted dan Baron Van Houvel (mantan pendeta di<br />

Jakarta). Ia menulis buku “Suliker Cpunbroten”. Kedua buku ini<br />

menceritakan penderitaan rakyat Indonesia akibat pelaksanaan<br />

tanam paksa.<br />

Sejak kedatangan penjajah Portugis, Inggris, maupun Belanda,<br />

rakyat Indonesia bertambah sengsara, karena harta kekayaan telah<br />

dikuras habis untuk kepentingan penjajah.<br />

E. Reaksi Rakyat terhadap Pemerintah<br />

Kolonial Belanda<br />

1. Perlawanan Kapitan Pattimura<br />

Ketika Inggris menggantikan Belanda (1811-1816), penduduk<br />

Maluku tidak merasa tertekan. Karena Inggris membayar hasil bumi<br />

dengan harga yang lebih tinggi dari Belanda, juga kapal-kapal Inggris<br />

sering datang membawa barang-barang yang berguna untuk penduduk,<br />

kerja paksa dikurangi, dan yang tak kalah penting bagi perjuangan<br />

bangsa adalah Inggris menghargai pemuda Maluku untuk ikut menjadi<br />

dinas angkatan perang Inggris sebagai prajurit penuh.<br />

Pada 1817, Belanda kembali ke Maluku. Timbul rasa gelisah di<br />

antara penduduk dan berniat menolak kembalinya Belanda ke tanah<br />

Maluku. Pusat perlawanan mulai tumbuh terutama di Saparua, di bawah<br />

pimpinan Thomas Matulessy (Pattimura) dan pemimpin-pemimpin<br />

lainnya. Antonie Rhebox, Thomas Pattiweal, Lucas Lattumahina, Said<br />

Perintah, Paulus Tiahahui, dan Ulupoha. Rakyat bergerak menolak<br />

kedatangan kembali Belanda.<br />

Perlawanan diawali dengan membakar perahu pos di port<br />

(pelabuhan) pada 15 Mei 1817 dan mengepung benteng Duurstede.<br />

Keesokan harinya rakyat berhasil menguasai benteng dan menembak<br />

mati Residen Maluku, Van De Berg. Pada 14 Mei 1817, Pattimura<br />

mulai memimpin perlawanan kepada Belanda, terutama di Porto.<br />

Belanda kesulitan dan akhirnya Belanda meminta bantuan dari<br />

Ambon, dikirimlah pasukan sebanyak 200 orang pada Juli 1817.<br />

Untuk kedua kalinya bantuan Belanda datang ke Saparua dan berhasil<br />

menguasai Benteng Duurstede pada bulan Agustus 1817. Belanda<br />

ingin secepatnya menangkap pemimpin-pemimpin perlawanan itu<br />

selain dengan mengerahkan pasukan yang banyak, Belanda juga<br />

mengumumkan bahwa mereka akan diberi hadiah 1000 Gulden bagi<br />

siapa saja yang dapat menangkap Pattimura, dan 500 Gulden untuk<br />

pemimpin-pemimpin lainnya. Tapi rakyat Maluku tidak tergiur oleh<br />

hadiah tersebut. Pada Oktober 1817, Belanda berkeinginan untuk<br />

segera menyelesaikan perang. Untuk itulah pada bulan tersebut<br />

Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Dan akhirnya<br />

Gambar 10.3<br />

Pattimura<br />

150 Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII<br />

Sumber: image.google.com

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!