Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Orang-orang yang berkabung karena kehilangan orang<br />
yang dicintainya harus menerima kenyataan kehilangan<br />
itu. Mereka dapat merasa mati rasa akibat kehilangan<br />
itu, menghadapi kepedihan atas kehilangan itu,<br />
mengalami disorganisasi (kekacauan) dan keputusasaan,<br />
dan pada akhirnya mereorganisasikan dan mengarahkan<br />
kembali enerji emosionalnya kepada relasi-relasi lain<br />
(Parkes, 1998, dalam DuBois & Miley, 2005: 411). Pada<br />
dasarnya, orang-orang tentu saja mengalami efek-efek<br />
fisik dan psikologis dari kehilangan itu selama suatu<br />
periode tertentu. Konteks sosial budaya—termasuk<br />
dimensi-dimensi spiritual, keadaan-keadaan ekonomi dan<br />
sosial, pengaruh-pengaruh kebudayaan, serta dampakdampak<br />
penindasan dan diskriminasi yang<br />
memarjinalisasikan—juga mempengaruhi proses-proses<br />
perkabungan (Berzoff, 2003, dalam DuBois & Miley,<br />
2005: 411).<br />
Kubler-Ross (1969, dalam DuBois & Miley, 2005: 411)<br />
mengidentifikasikan lima respons emosional yang sering<br />
dialami dalam proses-proses perkabungan yaitu<br />
penolakan (denial), tawar-menawar (bargaining),<br />
kemarahan (anger), depresi (depression), dan akhirnya,<br />
penerimaan (acceptance). Faktor-faktor seperti tingkat<br />
perkembangan, kondisi-kondsi kehilangan, dan makna<br />
pribadi dari kehilangan itu mempengaruhi bagaimana<br />
seseorang yang berkabung itu menjalani<br />
perkabungannya. Komplikasi tambahan dari<br />
perkabungan itu meliputi antara lain:<br />
• Kematian mendadak yang terlalu cepat, seperti bunuh<br />
diri, pembunuhan, bencana besar, dan kematian yang<br />
menimbulkan kehebohan atau malu<br />
• Kehilangan ganda yang mengakibatkan semakin<br />
beratnya perkabungan<br />
• Kurangnya dukungan sosial yang diterima (Berk,<br />
2004, dalam DuBois & Miley, 2005: 411).<br />
Studi-studi menunjukkan terdapat persamaan-persamaan<br />
yang menyolok pada cara orang-orang menghadapi<br />
perkabungan antara kebudayaan yang satu dengan<br />
kebudayaan lain yang berbeda; akan tetapi, ada juga<br />
503