You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
internasional<br />
Apa yang terjadi hari<br />
ini merupakan sebuah<br />
vandalisme, sebuah<br />
kudeta.<br />
simbol hubungan Ukraina dengan Rusia itu.<br />
“Lenin merupakan bagian dari sejarah kami,<br />
bagian dari hubungan kami dengan Rusia,” kata<br />
Olga, 25 tahun, seorang ekonom. Dia takut, perubahan<br />
haluan kebijakan Ukraina, dari semula<br />
bergandengan tangan dengan Kremlin beralih<br />
ke negara-negara Uni Eropa, akan membuatnya<br />
kehilangan pekerjaan.<br />
“Teman-temanku di Uni Eropa mengatakan<br />
kami akan berada dalam masalah sangat serius<br />
jika kami berpaling ke Barat.<br />
Perekonomian kami tak cukup<br />
kompetitif. Terang lebih<br />
baik jika kami berteman<br />
dengan Rusia. Tapi juga jelas,<br />
Yanukovych harus pergi. Dia<br />
gagal, dia lemah.”<br />
Setelah Yanukovych ambil<br />
langkah seribu, negara di<br />
tepi Laut Hitam itu kini<br />
menghadapi masalah pelik. Menurut Perdana<br />
Menteri Ukraina yang baru diangkat, Arseny<br />
Yatseniuk, kantong pemerintah Ukraina sekarang<br />
“kering-kerontang”. Pinjaman senilai US$<br />
37 miliar yang didapat oleh Yanukovych hilang<br />
tak tentu rimbanya.<br />
“Aku ingin melaporkan kepada kalian, kas<br />
negara telah dirampok dan kini kosong,” kata<br />
Yatseniuk, Kamis, 27 Februari. Pemerintah<br />
sementara Ukraina telah meminta bantuan kepada<br />
Dana Moneter Internasional (IMF) untuk<br />
menambal kas negara yang bolong. Sekarang<br />
hanya tersisa US$ 430 juta atau Rp 5 triliun di<br />
brankas pemerintah Ukraina.<br />
Di saat kantong nyaris kosong-melompong,<br />
Ukraina malah terancam terpecah. Yanukovych,<br />
yang sudah tertendang dari Kiev, rupanya<br />
belum menyerah. “Mereka mencoba menakutnakuti<br />
aku. Tapi aku tak punya niat meninggalkan<br />
negara ini, juga tak berniat mundur. Aku<br />
presiden yang sah,” kata Yanukovych sesaat<br />
setelah terbang ke Kharkiv. “Apa yang terjadi<br />
hari ini merupakan sebuah vandalisme, sebuah<br />
kudeta.” Dia menyamakan tindakan oposisi<br />
menggusurnya dari kekuasaan serupa dengan<br />
yang dilakukan Adolf Hitler bersama Partai<br />
Nazi di Jerman dan Austria.<br />
Walaupun kekuasaannya cepat sekali runtuh,<br />
Majalah detik 3 - 9 maret 2014