You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
wisata<br />
thinkstock<br />
Krakatau tidak membutuhkan waktu lama<br />
karena tingginya hanya sekitar 23 meter di atas<br />
permukaan laut, paling-paling 15-20 menit.<br />
Tapi, hati-hati, treknya lumayan susah karena<br />
berpasir dan berbatu. Konon, ketinggian gunung<br />
ini terus bertambah setiap tahunnya. Terdapat<br />
zona bahaya di puncaknya, yang terlihat<br />
berwarna putih.<br />
Para pendaki tidak boleh menginjakkan kaki<br />
di zona berbahaya ini. Penjaga gunung akan<br />
memberi tahu soal zona bahaya ini kepada<br />
setiap pendaki yang datang.<br />
Hal menarik lainnya adalah suhu yang berbeda<br />
antara bagian kanan dan kiri. Tidak jelas apa<br />
penyebabnya, namun suhu di sisi kanan terasa<br />
lebih dingin daripada sisi kiri.<br />
Tentu saya tak melewatkan acara foto-foto<br />
sebelum turun. Apalagi saat itu matahari masih<br />
malu-malu menampakkan diri. Saya juga<br />
sempat sarapan nasi uduk setelah turun dari<br />
puncak.<br />
Dari Gunung Anak Krakatau, saya dan rombongan<br />
tak langsung kembali ke Pulau Sebesi.<br />
Kami mampir dulu ke Pulau Lagoon Cabe<br />
untuk snorkeling. Pulaunya sangat kecil, nyaris<br />
tampak seperti rawa-rawa saja.<br />
Lagi-lagi saya agak kecewa karena masih ada<br />
saja sampah bertebaran di pulau. Mungkin<br />
banyak wisatawan yang membuang sampah<br />
sembarangan. Untung saja airnya lumayan<br />
bersih.<br />
Setelah puas, saya dan rombongan pun kembali<br />
ke Pulau Sebesi untuk berkemas-kemas<br />
dan bersiap-siap kembali ke Ibu Kota. n<br />
Adhe Nisa | Ken Yunita<br />
Majalah detik 3 - 9 maret 2014