30.03.2014 Views

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

internasional<br />

Di perbatasan Thailand dengan Myanmar,<br />

opium dan senjata api bukan lagi<br />

satu-satunya komoditas primadona<br />

bagi para penyelundup. Barang yang<br />

satu ini tak berbahaya, gampang diperoleh, tapi<br />

juga bisa bikin cepat kaya: beras.<br />

Di Kota Myawaddy, di bagian tenggara Myanmar,<br />

50 kilogram beras hanya bernilai sekitar Rp<br />

320 ribu. Tapi, di seberang Sungai Moei, yang<br />

membatasi Myawaddy dengan kota Mae Sot,<br />

Thailand, beras dengan berat yang sama dijual<br />

hampir dua kali lipatnya, Rp 600 ribu. Melihat<br />

tambang emas di depan mata, siapa yang tak<br />

ngiler?<br />

Beratus-ratus karung “pakan ayam”–kode<br />

para penyelundup untuk beras dari Myanmar--menyeberang<br />

Sungai Moei setiap hari.<br />

Menurut seorang penyelundup, pengiriman<br />

beras melintasi perbatasan ke Thailand biasanya<br />

dikerjakan pada malam hari. “Kami sudah<br />

melakukannya sejak beberapa tahun lalu,” kata<br />

dia pekan lalu. Setiap kali dia mengirim, paling<br />

sedikit 100 karung beras. Setiap karung berisi<br />

Perdana Menteri Thailand<br />

Yingluck Shinawatra<br />

meninggalkan Markas Angkatan<br />

Udara Thailand di Bangkok<br />

seusai rapat kabinet Selasa<br />

pekan lalu.<br />

Athit Perawongmetha/REUTERS<br />

Majalah detik 3 - 9 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!