Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
internasional<br />
memoles citranya, tahun lalu pemerintah Dongguan<br />
membuat iklan khusus untuk menghapus<br />
predikat Kota Dosa. Tapi cap yang sudah menempel<br />
puluhan tahun itu telanjur melekat.<br />
l l l<br />
REUTERS<br />
hidung belang kaya dari Hong Kong. “Kami<br />
mendapatkan sesuatu yang tak bisa diberikan<br />
perempuan Hong Kong,” seorang laki-laki<br />
Hong Kong memberikan pengakuan. “Laki-laki<br />
itu egois. Kami ingin dihargai... ya kami paham<br />
ini palsu, tapi kami menyukainya.”<br />
Saking kondangnya reputasi kehidupan malam<br />
kota itu, menurut mantan Ketua Partai Komunis<br />
Dongguan Liu Zhigeng, ”Setiap istri pasti cemas<br />
setiap kali suaminya melakukan perjalanan bisnis<br />
ke Dongguan.... Ini sungguh memalukan.” Demi<br />
Alberto sudah delapan tahun tinggal di Cina.<br />
Beberapa kali dia singgah di Dongguan dan<br />
menginap di salah satu hotel bintang lima di<br />
kota itu bersama rekanan bisnisnya. Walaupun<br />
dikelola oleh manajemen hotel internasional,<br />
jangan dikira penginapan itu steril dari perempuan<br />
penghibur.<br />
Laki-laki kelahiran Italia ini menuturkan, setiap<br />
kali singgah di Dongguan, rekan-rekan bisnisnya<br />
bungah bukan kepalang. “Begitu checkin<br />
di hotel, mereka buru-buru pergi bersauna,”<br />
kata Alberto dua pekan lalu. Rupanya mereka<br />
tak hendak memeras keringat dengan berpanas-panas<br />
dalam ruang sauna.<br />
Yang mereka incar adalah perempuan-perempuan<br />
penghibur yang bertebaran di hotel<br />
itu, dari ruang spa, sauna, ruang karaoke, hingga<br />
lorong-lorong kamar. Malam itu, Alberto berce-<br />
Majalah detik 3 - 9 maret 2014