You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Aktivitas:<br />
■ RUMPUN Tjoet Njak Dien,<br />
lembaga swadaya masyarakat<br />
yang bergerak di bidang<br />
advokasi pembantu rumah<br />
tangga di Yogyakarta, 1995-<br />
1996<br />
■ LAPPERA Indonesia, LSM di<br />
bidang isu-isu perburuhan,<br />
1996-1998<br />
■ Manajer RUMPUN Tjoet Njak<br />
Dien Yogyakarta, 1998-2000<br />
■ Direktur Eksekutif RUMPUN<br />
Tjoet Njak Dien, 2000-2005<br />
dan 2011-2013<br />
■ Koordinator Nasional Jaringan<br />
Advokasi Pekerja Rumah<br />
Tangga, 2004-sekarang<br />
■ Koalisi Perempuan Indonesia,<br />
2000-sekarang<br />
mentara itu, dari rapid assessment Jala PRT pada 2009, diperkirakan jumlah<br />
PRT mencapai 10,7 juta karena 67 persen dari rumah tangga kelas menengah<br />
dan menengah-atas mempekerjakan PRT. Jumlah ini menunjukkan bahwa<br />
menjadi PRT adalah pilihan pekerjaan yang bisa memberi kehidupan.<br />
Namun sejauh ini mereka bekerja tanpa jaminan perlindungan normatif<br />
atas hak-haknya sebagai pekerja, sehingga rentan akan eksploitasi dan pelanggaran<br />
hak-hak. Mereka berada dalam situasi perbudakan modern: upah<br />
sangat rendah dan terkadang tak dibayar atau dipotong secara semenamena,<br />
tak ada batasan beban kerja, jam kerja rata-rata 12-16 jam, tak ada hari<br />
libur mingguan, cuti, minim akses bersosialisasi, dan tak ada jaminan sosial.<br />
Kasus kekerasan terhadap PRT maupun PRT anak juga menonjol di beberapa<br />
kota besar di Indonesia. Data dari berbagai sumber menunjukkan, selama 2011-<br />
2012 terdapat 653 kasus. Paling mutakhir tentunya kasus penyekapan 15 PRT oleh<br />
keluarga Brigjen MS di Bogor beberapa waktu lalu. Ini merupakan pengulangan<br />
kasus yang terekspos media pada 30 September 2012. Kami turut menginvestigasi<br />
kasus ini hingga Polres Bogor Kota dan Polsek Bogor Tengah pada 3 Oktober<br />
2012. Namun kami dihalang-halangi oleh Kepala Polsek Bogor Tengah.<br />
Dari catatan kasus yang dihimpun oleh Jala PRT beserta anggotanya—<br />
LBH Jakarta, LBH Apik Jakarta, dan RUMPUN Tjoet Njak Dien—penanganan<br />
hukum atas kasus kekerasan PRT kebanyakan tidak berJalan secara adil dan<br />
tuntas. Tak ada hukuman dan efek jera untuk pelaku.<br />
Dalam kasus penganiayaan PRT anak, Sunarsih, hingga meninggal di Pengadilan<br />
Negeri Surabaya Selatan dan Pengadilan Tinggi Jawa Timur, misalnya,<br />
Nyonya Ita sebagai pelaku kekerasan hanya dihukum 2 tahun. Sebelumnya,<br />
pada 1999, 2001, 2004, dan 2005, Nyonya Ita juga diadili dalam kasus kekerasan<br />
terhadap PRT. Ini menunjukkan dia tak pernah jera karena memang<br />
hukuman yang dijatuhkan sangat ringan.<br />
Secara umum, 65 persen proses hukum terhadap pelaku kekerasan terhadap<br />
PRT berhenti di kepolisian. Hal ini antara lain terjadi pada PRT anak,<br />
Rara, 16 tahun, oleh sebuah keluarga di kompleks perumahan Slipi, Jakarta,<br />
September 2011. Kasusnya berhenti di Polres Jakarta Barat. Begitu juga yang