You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
seni hiburan<br />
teater<br />
bawah beringin besar di alun-alun Yogyakarta,<br />
hidup dari pemberian anak-anak angkatnya<br />
yang juga hidup di alun-alun.<br />
Selain Retno, anak Ma’e adalah Panut (Aryo<br />
Nagoro), yang pekerjaan resminya pengemis.<br />
Dia kerap berbohong kepada Ma’e ketika<br />
memberikan sebagian penghasilannya dan setiap<br />
kali itu pula Ma’e tahu Panut berbohong.<br />
“Kowe nyopet lagi ya, Le? Emoh aku, nih ambil<br />
lagi saja uangnya.”<br />
Panut pernah berjanji tidak akan mencopet<br />
lagi. Ma’e ingin Panut jadi kuli. Lagi pula dia<br />
pencopet yang buruk, tangannya tidak cekatan,<br />
sering kepergok. Tadi pagi dia gagal mencopet<br />
ponsel di Pasar Beringharjo setelah tangannya<br />
gemetar, akhirnya ponsel itu dikembalikan kepada<br />
pemiliknya.<br />
Anak angkat Ma’e satu lagi adalah Koyal (Banon<br />
Gautama), pengemis yang doyan beli lotre<br />
tapi tidak pernah menang, dan sekarang nyaris<br />
hilang ingatan. Koyal yakin suatu hari pasti<br />
akan dapat duit setinggi Gunung Merapi. Duit<br />
itu akan dibelikannya rumah mewah, mobil<br />
mewah, punya langganan becak untuk keliling<br />
kota, dan duit itu akan ditaburkan di rumah<br />
Ma’e serta rumah orang-orang kampung.<br />
“Gila! Mimpi gila! Asu!” Tukijan (Arief Wiyatna)<br />
memaki Koyal. Tukijan adalah pemuda<br />
pengangguran yang ingin membuka lahan di<br />
pulau seberang. Dia menaruh hati pada Retno<br />
dan tidak peduli pekerjaan atau masa lalu<br />
perempuan itu.<br />
Tukijan ingin menikahi Retno dan membawanya<br />
ke pulau seberang, membuka dan<br />
menggarap lahan baru di sana. Namun Retno<br />
berat meninggalkan ibu angkatnya yang sudah<br />
sepuh itu. Mengapa harus berlelah-lelah meng-<br />
Majalah detik 3 - 9 maret 2014