30.03.2014 Views

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ekonomi<br />

Peternak di Australia<br />

memiliki organisasi<br />

Asosiasi Wagyu Australia,<br />

yang anggotanya para<br />

peternak sapi ras Jepang<br />

itu.<br />

nal, yakni Kobe beef—tapi asal sapinya bukan<br />

kelahiran Jepang, melainkan Australia. Pemilik<br />

Holy cow, Afit Dwi Putranto, menjamin daging<br />

itu dari sapi murni ras Jepang alias full blood.<br />

“Sapinya asli Jepang yang dibawa ke Australia,”<br />

kata Afit. “Namun tidak ada percampuran<br />

dengan sapi di Australia.”<br />

Mulai tahun ini, Afit mungkin tidak perlu lagi<br />

menjelaskan “KTP” si sapi<br />

yang dagingnya disajikan di<br />

atas piring rumah makan miliknya.<br />

Pasalnya, pemerintah<br />

sudah mengizinkan impor<br />

sapi Jepang, dan pemerintah<br />

Tokyo sudah menawarkan<br />

mengekspornya.<br />

“Kalau ada pengusaha kita<br />

mau mengambil (daging wagyu)<br />

dari Jepang dengan harga dan kualitas Jepang,<br />

ya silakan saja,” kata Direktur Jenderal Perdagangan<br />

Luar Negeri Kementerian Perdagangan,<br />

Bachrul Chairi. Meski begitu, sejauh ini belum<br />

ada importir yang mengajukan permohonan<br />

impor sapi yang pasarnya sangat terbatas itu.<br />

Langkah ini diambil setelah Organisasi Kesehatan<br />

Hewan Internasional yang bermarkas<br />

di Paris, Office International des Epizooties,<br />

menyatakan Jepang sudah bebas penyakit<br />

mulut dan kuku serta sapi gila pada Mei 2013.<br />

Keputusan ini disusul dengan langkah Organisasi<br />

Perdagangan Luar Negeri Jepang (JETRO),<br />

yang mengirim proposal ke Indonesia untuk<br />

memasok daging dari Kobe.<br />

Di Jepang sendiri, istilah Kobe beef sudah<br />

dipatenkan untuk sapi ras Tajima, yang dibesarkan<br />

dan dipotong di wilayah Hyogo. Jepang<br />

tidak pernah mengekspor Kobe beef ini sampai<br />

2012. Tidak mengherankan jika harian Amerika<br />

Serikat, Miami New Times, misalnya, pernah<br />

meributkan label “Kobe Beef” di restoran-restoran<br />

di Negara Bagian Florida karena dagingnya<br />

bukan dari Jepang.<br />

Karena soal itu, para peternak di luar Jepang<br />

menggunakan istilah wagyu untuk menyebut<br />

sapi serupa dengan yang dari Kobe, Ibu Kota<br />

Hyogo, itu. Peternak di Australia, misalnya,<br />

memiliki organisasi Asosiasi Wagyu Australia,<br />

yang anggotanya para peternak sapi ras Jepang<br />

itu.<br />

Australia menjadi negara terbesar kedua<br />

Majalah detik 3 - 9 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!