You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Fokus<br />
kejamnya<br />
istri jenderal<br />
Mengurus satu<br />
kasus saja bisa<br />
ratusan juta<br />
rupiah.<br />
gal logging.<br />
Di hadapan hakim, Marthen menyatakan<br />
penyelidikan terhadap Marindo disetop karena<br />
Dinas Kehutanan Papua menyebut mereka<br />
mengantongi izin menebang hutan. Mangisi<br />
Situmorang yang meneken Surat Perintah<br />
Penghentian Penyidikan pada 2003.<br />
Namun pada 2004 ternyata Marindo kembali<br />
diperiksa karena menebang kayu, padahal izinnya<br />
kedaluwarsa. Marthen pun diseret ke meja hijau.<br />
Dalam kasus ini, Mangisi menjadi saksi yang<br />
memberatkan buat Marthen. Mantan Kepala<br />
Kepolisian Resor Bandung Timur ini menyatakan<br />
medan Papua yang berat membuat biaya<br />
penyelidikan yang ada tidaklah memadai. “Satu<br />
kasus bisa memakan biaya ratusan juta rupiah,”<br />
kata Mangisi saat bersaksi di pengadilan.<br />
Mangisi mengklaim tidak tahu-menahu cara<br />
Marthen mendapatkan uang operasional tadi.<br />
Namun, dalam surat-menyurat dengan Kapolda<br />
Papua, Mangisi pernah meminta uang Rp<br />
1,2 miliar dari Mabes Polri dan Kementerian<br />
Kehutanan untuk mengembalikan uang yang<br />
dipinjam Marthen dari Yudi.<br />
Kasus dugaan korupsi dan pencucian uang<br />
ini akhirnya kandas di pengadilan. Majelis<br />
hakim yang diketuai Lodewyk Tiwery menilai,<br />
uang dari cukong kayu itu hanya pinjaman. Lagi<br />
pula, uang itu dipakai buat menangkap pelaku<br />
illegal logging dengan hasil lelang kayu sitaan<br />
mencapai Rp 30 miliar.<br />
Putusan bebas itu juga diberikan karena jaksa<br />
tidak bisa menghadirkan para pengirim uang<br />
kepada Marthen. Jadi, motif di balik peminjaman<br />
uang itu tidak bisa digali. Kasus ini pun tidak<br />
sampai ke Mahkamah Agung (MA) karena jaksa<br />
telat sehari dalam melayangkan memori kasasi.<br />
Selain saat menangani pembalakan liar dan<br />
korupsi pejabat Papua, nama Mangisi juga<br />
banyak diberitakan ketika menginvestigasi<br />
penembakan terhadap konvoi lima kendaraan<br />
sekolah internasional milik PT Freeport Indonesia.<br />
Insiden pada 31 Agustus 2002 itu melukai<br />
sembilan orang dan menewaskan tiga orang,<br />
termasuk dua warga negara Amerika Serikat.<br />
Tim Gabungan Advokat Mil 62-63 menilai,<br />
penangkapan 12 tersangka pada Januari 2006<br />
menyalahi aturan hukum Indonesia karena melibatkan<br />
agen Biro Penyelidik Federal Amerika<br />
Serikat (FBI). Mereka juga menyebut penangkap-<br />
Majalah detik 3 - 9 maret 2014