30.03.2014 Views

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

interview<br />

“Idealnya, hakim konstitusi itu adalah jabatan publik terakhir.<br />

Boleh seumur hidup, tapi harus ada evaluasi.”<br />

omisi III Dewan Perwakilan<br />

Rakyat membentuk tim pakar untuk<br />

membantu proses seleksi calon hakim<br />

konstitusi pengganti Akil Mochtar, yang<br />

tersandung kasus suap, dan Harjono,<br />

yang akan pensiun. Selain Profesor Syafii<br />

Maarif, Laica Marzuki, Zein Bajeber, H<br />

Ahmad Syarifuddin Natabaya, Laudin<br />

Marsuni, Pataniari Siahaan, Saldi Isra,<br />

dan Husni Umar, nama Andi Mattalatta<br />

masuk tim ini.<br />

Selain pernah menjadi Menteri Hukum dan<br />

Hak Asasi Manusia, Andi pernah terlibat dalam<br />

pembahasan amendemen Undang-Undang<br />

Dasar 1945 tahap I-IV dan aktif di Forum Konstitusi.<br />

Karena itu, kompetensinya di bidang<br />

hukum tak perlu diragukan lagi. Begitupun<br />

selama menjadi politikus dari Golkar, namanya<br />

tak pernah diberitakan secara miring.<br />

Tak mengherankan bila ia sebetulnya pernah<br />

diminta memimpin Mahkamah Konstitusi,<br />

juga Komisi Pemberantasan Korupsi. Tapi Andi<br />

menolak dengan dalih merasa belum menjadi<br />

negarawan.<br />

“Saya masih kepingin mobil mewah, seperti<br />

Porsche. Juga masih tertarik bila melihat<br />

wanita cantik, meski bisa mengendalikan<br />

diri,” kata Andi berseloroh. Berikut ini petikan<br />

perbincangan majalah detik dengan Komisaris<br />

PT Freeport Indonesia itu di Bandara<br />

Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, 27<br />

Februari 2014.<br />

Majalah detik 3 - 9 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!