30.03.2014 Views

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

interview<br />

DPR jangan lagi dicemooh (oleh masyarakat).<br />

Sebab, Akil Mochtar merupakan figur hasil<br />

seleksi DPR.<br />

Kedua, secara obyektif, DPR merasa perlu<br />

dengan hadirnya tim pakar. Sebab, bagaimanapun,<br />

selain persyaratan umum berupa sehat<br />

jasmani dan rohani, calon hakim konstitusi itu<br />

harus memenuhi beberapa persyaratan.<br />

rengga sancaya / detikfoto<br />

Tap mendengarkan<br />

Sejauh mana peran tim pakar dalam proses<br />

seleksi?<br />

Keberadaan tim pakar ini kan mengambil<br />

semangat salah satu isi dari perpu yang dibatalkan<br />

MK. Menurut saya, keberadaan tim ini<br />

bertujuan agar proses seleksi itu dilakukan secara<br />

obyektif dan transparan. Figur hasil seleksi<br />

Apa saja persyaratan itu?<br />

Secara kategoris ada tiga, yakni tentang rekam<br />

jejak. Dia harus adil, fair, dan lain sebagainya.<br />

Nah, itu harus ditelusuri, dilihat kiprahnya<br />

di masyarakat. Jika dia pengusaha, lawyer, atau<br />

pejabat, pernah atau tidak tersangkut masalah<br />

hukum.<br />

Kedua adalah negarawan. Dari seluruh institusi<br />

negara, hanya Mahkamah Konstitusi<br />

yang mensyaratkan predikat tersebut. Untuk<br />

menjadi presiden, hakim agung, anggota DPR,<br />

Panglima TNI, atau Kapolri, tidak ada syarat<br />

predikat negarawan. Kenapa untuk menjadi<br />

hakim konstitusi harus memenuhi predikat<br />

itu? Karena hasil putusan MK itu final dan<br />

mengikat. Ketiga, memahami konstitusi dan<br />

Majalah detik 3 - 9 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!