30.03.2014 Views

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

20140303_MajalahDetik_118

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

internasional<br />

Jika tidak, kami pasti sudah<br />

tutup bertahun-tahun<br />

lalu.<br />

rita, tiga kali pintu kamarnya diketuk perempuan<br />

yang menawarkan “jasa” untuk menemaninya<br />

di kamar. “Aku menyukai perempuan, tapi aku<br />

takut polisi setiap saat datang menggerebek,”<br />

kata Alberto.<br />

Alberto beruntung tak melayani godaan<br />

perempuan-perempuan itu. Pada Ahad malam,<br />

9 Februari lalu, sekitar 6.700 polisi Dongguan<br />

serentak menggeruduk ribuan tempat hiburan—hotel,<br />

panti pijat, spa, dan karaoke—yang<br />

dicurigai menjadi kedok<br />

bisnis prostitusi. Ada 1.948<br />

tempat hiburan yang telah<br />

diinvestigasi dan 162 orang<br />

ditangkap. Di Cina, seorang<br />

pelacur hanya dihukum penjara<br />

15 hari atau denda 2.000<br />

yuan (Rp 38 juta). Namun<br />

sang germo bisa dihukum<br />

hingga 5 tahun penjara.<br />

Operasi menggusur pelacuran dari Dongguan<br />

ini bakal berlangsung selama tiga bulan.<br />

Hu Chunhua, Ketua Partai Komunis Cina di<br />

Provinsi Guangdong, buru-buru mengeluarkan<br />

perintah untuk menggerebek tempat-tempat<br />

berkumpulnya “kupu-kupu” penghibur itu<br />

setelah stasiun televisi Central China Television<br />

(CCTV) menayangkan laporan khusus penelusuran<br />

mereka terhadap lokasi-lokasi pelacuran<br />

terselubung di Dongguan.<br />

“Kita harus menghajar bisnis esek-esek ini<br />

sama seperti kita menghancurkan bisnis obat<br />

terlarang setahun lalu,” kata Chunhua. Dia<br />

pantas geram karena telah dipermalukan oleh<br />

tayangan CCTV. Dalam tayangan sepanjang 14<br />

menit itu, tampak betapa mami-mami perempuan<br />

penghibur itu sama sekali tak takut dengan<br />

polisi, bahkan cenderung melecehkan.<br />

Bahkan mereka sesumbar, polisi tak akan<br />

menyentuh bisnis terlarang mereka. “Jika tidak,<br />

kami pasti sudah tutup bertahun-tahun lalu,”<br />

ujar seorang germo. Wartawan CCTV membuktikannya.<br />

Dia dua kali melaporkan praktek<br />

prostitusi di sebuah hotel, tapi tak sekali pun<br />

petugas polisi nongol.<br />

Bukan rahasia lagi bahwa bisnis seks ini, juga<br />

bisnis terlarang lainnya, menjadi ladang subur<br />

polisi untuk mengeruk fulus. Gara-gara membiarkan<br />

pelacuran tumbuh subur di kotanya,<br />

Wakil Wali Kota dan Kepala Biro Keamanan<br />

Majalah detik 3 - 9 maret 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!