You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
seni hiburan<br />
FILM<br />
Her adalah tipikal film<br />
tentang pria kesepian.<br />
Tinggal sendirian di<br />
apartemen, kerja dengan<br />
rutinitas orang kantoran,<br />
dan sensitif.<br />
Bersamaan tumbuhnya rasa cinta di hati<br />
Theodore, tumbuh pula rasa ingin memiliki<br />
dan cemburu. Theodore ingin<br />
Samantha hanya untuknya. Padahal<br />
Samantha melayani jutaan orang yang<br />
berteman dengan OS. Di detik yang<br />
sama, saat bicara dengan Theodore, Samantha<br />
pun bicara dengan ribuan orang<br />
lainnya.<br />
Her adalah tipikal film tentang<br />
pria kesepian. Tinggal<br />
sendirian di apartemen,<br />
kerja dengan rutinitas<br />
orang kantoran, dan<br />
sensitif. Karakter<br />
Theodore yang rapuh<br />
nampak benar di balik<br />
gesturnya yang kikuk<br />
dan seringai kekanakannya.<br />
Kisah cintanya<br />
ganjil, menyedihkan,<br />
dan<br />
semakin menguatkan<br />
anggapan teknologi yang diakrabi<br />
justru menjadikan seseorang makin kesepian.<br />
Her juga merupakan sebuah alegori bahwa<br />
pria kesepian takut pada perempuan, sehingga<br />
memilih bermain aman dengan gadget.<br />
Lapis terdalam Her lebih condong ke metafisika<br />
ketimbang fisik. Betapa tidak, karakter yang<br />
paling menarik justru tidak ada wujudnya. Melalui<br />
film ini, Spike Jonze semakin memantapkan<br />
diri sebagai sutradara spesialis film berkonsep<br />
pemikiran tingkat tinggi lalu menghelanya ke<br />
sebuah meditasi tentang hubungan manusia.<br />
Tengok saja film-film Jonze sebelumnya, seperti<br />
Majalah detik 30 desember Majalah detik 20133 - 5 - 9 januari maret 2014